Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seni Tokoh dan Tokoh Seni, Antara Castro, Obama, Putin, dan Soekarno

29 Maret 2017   11:00 Diperbarui: 29 Maret 2017   19:00 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung melihat lukisan koleksi Istana Negara dalam pameran bertajuk 17/71: Goresan Juang Kemerdekaan: Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa (2/8/2016). Pameran menampilkan 28 karya dari 20 maestro lukis Indonesia seperti Raden Saleh, Affandi, Basoeki Abdullah hingga Presiden Soekarno, berlangsung untuk umum dari 2-30 Agustus.

Saomin sesadar-sadarnya, dengan ekspresi personalnya, tanpa didukung oleh rezim Xi Jinping, pimpinan tertinggi partai Komunis Cina, atau Raul Castro yang menjadi pengganti Fidel Castro, membuat patung-patung mereka di pameran industri seni.

Sementara, Obey yang tergerak dengan seni sebagai propaganda publik, dengan inisiatifnya sendiri “melawan” pemerintahan George W Bush lewat poster-poster “Hope” tersebut sejak Oktober 2008 yang melambungkan nama Obama.

Dua seniman ini, pada masa yang berdekatan, dengan strategi dan visinya sendiri bertutur, dituntun nuraninya, tanpa harus menunggu “Biro Humas Kepresidenan” atau konsultan kampanye calon Presiden yang mendukungnya.


Tokoh sekaligus patron seni

Obama adalah Presiden yang gemar bermanuver politik dengan seni rupa. Mungkin, ia terinspirasi dari poster wajahnya kala menjadi kandidat presiden.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertemu dalam tatapan dingin di ajang konferensi tingkat tinggi G20 di Hangzhou, China, Senin (5/9/2016).Ia, seperti dikatakan salah seorang kritikus dunia, bisa jadi seorang “kurator seni yang terampil”. Karena Presiden AS keturunan Afro-Amerika ini dengan lihai dan berulang kali secara halus berdiplomasi lewat lukisan.

Salah satunya dalam lawatannya ke Kuba Februari 2016 lalu. Obama, waktu itu menyeleksi backdrop lukisan yang tepat dalam jumpa pers-nya dengan para aktivis politik di kedutaan AS di Havana.

Obama pun mengundang pelukis pembangkang Michel Mirabal dengan karyanya “My New Friend” yang mengabstrasikan warna-warna bendera AS plus Kuba sekaligus di jumpa pers.

Obama menghormati Castro, dengan warna bendera Kuba yang tertera di kanvas Mirabal dan warna bendera AS samar-samar. Sebuah tindakan yang cerdik, mengapresiasi para pembangkang politik yang melawan pimpinan otoriter negara Kuba tersebut tanpa membuat malu tuan rumah.

Bagaimana dengan Vladimir Putin? Pemimpin Rusia yang memegang sabuk hitam beladiri Judo, yang sampai sekarang oleh netizen dan media sejagat disebut the most Russian macho-man ini tak mau kalah.

Sejak 2009, ia harus menandingi ketenaran Obama. Putin membuktikan bahwa jiwanya punya sensitivitas seni, tidak melulu maniak olah raga beladiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun