Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Drama (William) Shakespeare di Leicester City

20 Maret 2017   07:30 Diperbarui: 20 Maret 2017   08:39 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manajer Leicester City, Claudio Ranieri, menatap trofi Premier League setelah partai kontra Everton di Stadion King Power, Sabtu (7/5/2016).

Sejumlah pemain memang tak menyuarakan secara tegas perihal ketidaksukaannya pada taktik Ranieri. Hanya, ucapan Drinkwater jelang laga kedua melawan Sevilla soal penempatan Mahrez sebagai pemain sayap kanan oleh Shakespeare seolah mengkritik taktik Ranieri pada pertemuan pertama.

"Semua orang tahu kemampuan dia. Akan lebih baik bagi kami apabila dia bisa menguasai bola lebih lama," ujar dia kepada The Guardian.

"Love me or hate me, both are in my favor... If you love me, I'll always be in your heart... If you hate me, I'll always in your mind" - William Shakespeare 

Ranieri memang telah pergi. Leicester City kini memasuki era baru di bawah asuhan Shakespeare.

"Respek kepada dia, orang besar yang telah membuat sejarah di klub ini. Klub kini telah memecat dia. Putusan itu harus kami hormati dan terus melangkah maju," tutur Mahrez.

Shakespeare telah memulai era baru Leicester dengan amat baik. Dia bahkan telah membukukan rekor personal.

Manajer Leicester City, Craig Shakespeare, memberi instruksi kepada anak-anak asuhnya dari tepi lapangan pada pertandingan Liga Champions di Stadion King Power, Selasa (14/3/2017).Dia menjadi manajer pertama para era Premier League yang bisa membawa timnya meraih tiga kemenangan beruntun plus selalu mencetak tiga gol dalam tiap pertandingan.

Catatan positif itu tak lepas dari usaha Shakespeare mengembalikan Leicester ke permainan aslinya dengan memakai formasi 4-4-2 dengan Mahrez sebagai penguasa di sisi kanan.

"Kami berhasil meraih kemenangan berkat kerja keras, komitmen, dan usaha tanpa henti dari para pemain. Kerja keras merupakan puncak dari kesuksesan dan kami terus berupaya melakukannya," ujar Shakespeare seusai laga melawan West Ham.

Kerja keras dari Mahrez dkk pun berujung pada keberhasilan melangkah ke babak perempat final dalam debutnya di Liga Champions. Mereka menjadi tumpuan harapan Inggris di kompetisi antarklub terelite Eropa itu.

Shakespeare pun mendapatkan berkah dengan dipermanenkan sebagai manajer hingga akhir musim. Apakah dia akan dipertahankan andai Leicester tak terdegradasi dan bisa finis di posisi yang lebih baik? Tidak seorang pun tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun