Lintang selalu hadir bersama Tomi Kantaka dan Felix Sitorus. Namun, pada episode kali ini aku "meliburkan" Felix. Itu karena konon dia sedang balik kampung ke Huta Panatapan, Toba, Tepi Utara Tanah Batak untuk melamar Bertha, cinta lamanya.Â
Suhu Yong-min, a.k.a Miguel Dharmadjie yang menjadi sosok karakter pendukung pada novel Qi-Sha, kali ini porsinya diamankan. Selain Lintang, Paranormal kondang ini juga menjadi tokoh sentral dalam kisah kali ini. Ia memahami seluruh kejadian sejak 40 tahun lalu hingga saat ini.Â
Menariknya, ia memiliki seorang murid, bernama Metta Nanaya de Witt, seorang gadis berusia 20 tahun, blasteran Indo-Belanda, yang merupakan keturunan langsung dari Henry de Witt, paranormal paling tersohor di zaman Hindia Belanda.Â
Nah, Metta ini aku gambarkan sebagai paranormal yang terkuat dari seluruh jagat universe karya Acek Rudy. Dengan segala keunikannya, Metta akan mendapatkan peran utama nanti pada novel Acek Rudy selanjutnya yang rencananya berjudul, De Oud Ziel (Sang Jiwa Tua Pengelana).Â
Candra Sastra, terilhami dari kawan organisasiku di Perhimpunan Indonesia Tionghoa, dia juga berperan penting sebagai "sisa-sisa" keturunan Keluarga Xiao yang selamat dari maut. Beserta Jenny Majo, sahabatnya, ialah yang membantu Lintang dan teman-temannya menemukan lokasi rahasia Rumah Leluhur Xiao yang sesungguhnya.Â
Ada juga kemunculan dari beberapa tokoh yang pernah muncul di novel-novel sebelumnya. Selain Suhu Yong-min, ada Olfa, istri Tomi. Begitu juga dengan Maandy Herhalen de Zon. Gadis yang muncul sebagai salah satu tokoh utama dalam episode BDK ini mendapat peran yang cukup krusial di Petabhumi. Kemunculan Maandy juga menggandeng tokoh BDK lainnya, Arundaya Gayatri, sang Gadis Kawurungan, meskipun hanya sebatas narasi.Â
Tidak ketinggalan, Sigit Eka Pribadi, dan Budi Susilo. Dua sahabat Kompasianerku mendapatkan peran pendukung sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat dan dokter forensik. Meskipun kemunculan mereka tidak terlalu banyak, tetapi peran mereka cukup penting sebagai jembatan antarplot yang membuat cerita terstruktur alamiah.
Ada juga Aki Hensa. Awalnya muncul sebagai cameo pada novel Qi-sha, kali ini ia menjadi tokoh sentral di kisah Petabhumi. Kemunculannya di Qi-sha sebenarnya sudah kupersiapkan sejak awal, agar ada jembatan yang tercipta sejak dini antara kedua novel ini, dan sekaligus sebagai gimmick untuk bikin pembaca novel Acek Rudy penasaran.
Lalu, ada Rapael Sianturi (Banyu Biru). Dalam kisah ini, ia adalah tunangan Maandy yang menghilang karena menyelidiki rahasia kelam keluarga Xiao, dan sekaligus menjadi motivasi utama dari Maandy untuk terlibat dalam kasus Petabhumi.Â
Pemilihan Rapael ini sesuai janjiku kepadanya, karena dialah pemenang lomba cerpen horor yang pernah dilaksanakan oleh Komunitas Pulpen 2023 lalu. Dan, jujur harus aku akui, cerpennya yang memenangkan lomba, yang berjudul Nikmat Kematian telah menjadi ide dalam plot Petabhumi tentang makhluk-makhluk yang berasal dari dalam tembok. So, sekali lagi, selamat ya, Rapael. Kini kamu sudah tergabung sebagai salah satu tokoh dalam novel ketigaku ini.Â
Wasana Kata
Jia Effendie memberikan pesan kepadaku. Setiap karya novel adalah monumen atas transformasi penulisnya. Aku tidak mengatakan bahwa novel ketiga ini akan lebih baik dari yang pertama dan kedua. Namun, harus jujur kukatakan bahwa aku sangat puas dengan hasil akhir dari novel ketigaku ini.Â