Namun, di zaman sekarang, apakah masih relevan?
Sebagi informasi, Kecamatan Sipit telah bertransformasi. Banyak penduduk lama telah berpindah ke kecamatan lain. Termasuk diriku. Jadi, sekali lagi apakah masih relevan?
Ini hanya salah satu contoh yang paling mendasar. Dalam faktanya, ada yang lebih absurd lagi. Siapakah sebenarnya orang Tionghoa Indonesia itu? Apakah mereka yang sipit, berkulit putih, dan menjadi pengusaha?
Tidak semudah itu ferguso. Saya yakin dengan masuknya leluhur orang Tionghoa ke Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu, siapa pun tidak akan menjamin bahwa kamu, kamu, dan kamu sebenarnya juga memiliki darah Tionghoa. Pun halnya dengan mereka yang berkulit putih dan sipit, ada yang berani menjamin tidak ada kawin campur di antaranya?
Tapi, bukan itu yang dimaksud tentunya. Katakanlah penggolongan ini kita kerucutkan lagi. Yang dimaksud dengan orang Tionghoa Indonesia adalah mereka yang masih mengakui bahwa leluhurnya berasal dari Tiongkok dan masih menerapkan budaya Tionghoa warisan leluhur. Seperti perayaan imlek, nama marga, hingga (mungkin) nama Tionghoa.
Mengacu kepada kategori tersebut, apakah sudah menjadi lebih jelas arah dan pilihan orang-orang Tionghoa Indonesia?
Sekali lagi, tidak akan pernah bisa. Sebabnya pilihan politik adalah masalah pribadi. Sebagi contoh, dalam dua masa pilpres sebelumnya, saya dan istri ternyata memiliki pilihan yang berbeda.
Masing-masing dari kita sudah memiliki argumen terhadap pilihan tersebut. Dalam lingkup yang lebih besar lagi, yang terjadi saat ini, saya bahkan bisa melihat adanya 'perpecahan' dalam organisasi Tionghoa tempat saya mengekspresikan diri.
Bagai lagu "Balonku Ada Tiga, Rupa-rupa warnanya," saya bisa melihat dengan jelas, organisasi terpecah menjadi tiga kubu. Setiap Capres dielu-elukan dengan caranya sendiri. Nah, lho.
Jadi, masihkah relevan pertanyaan dari kedua sahabatku tadi, ke manakah arah pilihan orang Tionghoa? Mungkin saja sampai sekarang masih ada yang meyakini demikian.
Dan, ini terkait tentang mispersepsi pilihan politik orang Tionghoa. Setidaknya ada lima, dan dua sudah kujelaskan dalam celotehan singkatku tadi, yakni: