Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pilihan Politik Tionghoa Indonesia dan 5 Mispersepsi Tentangnya

2 November 2023   07:44 Diperbarui: 2 November 2023   07:55 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, di zaman sekarang, apakah masih relevan?

Sebagi informasi, Kecamatan Sipit telah bertransformasi. Banyak penduduk lama telah berpindah ke kecamatan lain. Termasuk diriku. Jadi, sekali lagi apakah masih relevan?

Ini hanya salah satu contoh yang paling mendasar. Dalam faktanya, ada yang lebih absurd lagi. Siapakah sebenarnya orang Tionghoa Indonesia itu? Apakah mereka yang sipit, berkulit putih, dan menjadi pengusaha?

Tidak semudah itu ferguso. Saya yakin dengan masuknya leluhur orang Tionghoa ke Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu, siapa pun tidak akan menjamin bahwa kamu, kamu, dan kamu sebenarnya juga memiliki darah Tionghoa. Pun halnya dengan mereka yang berkulit putih dan sipit, ada yang berani menjamin tidak ada kawin campur di antaranya?

Tapi, bukan itu yang dimaksud tentunya. Katakanlah penggolongan ini kita kerucutkan lagi. Yang dimaksud dengan orang Tionghoa Indonesia adalah mereka yang masih mengakui bahwa leluhurnya berasal dari Tiongkok dan masih menerapkan budaya Tionghoa warisan leluhur. Seperti perayaan imlek, nama marga, hingga (mungkin) nama Tionghoa.

Mengacu kepada kategori tersebut, apakah sudah menjadi lebih jelas arah dan pilihan orang-orang Tionghoa Indonesia?

Sekali lagi, tidak akan pernah bisa. Sebabnya pilihan politik adalah masalah pribadi. Sebagi contoh, dalam dua masa pilpres sebelumnya, saya dan istri ternyata memiliki pilihan yang berbeda.

Masing-masing dari kita sudah memiliki argumen terhadap pilihan tersebut. Dalam lingkup yang lebih besar lagi, yang terjadi saat ini, saya bahkan bisa melihat adanya 'perpecahan' dalam organisasi Tionghoa tempat saya mengekspresikan diri.

Bagai lagu "Balonku Ada Tiga, Rupa-rupa warnanya," saya bisa melihat dengan jelas, organisasi terpecah menjadi tiga kubu. Setiap Capres dielu-elukan dengan caranya sendiri. Nah, lho.

Jadi, masihkah relevan pertanyaan dari kedua sahabatku tadi, ke manakah arah pilihan orang Tionghoa? Mungkin saja sampai sekarang masih ada yang meyakini demikian.

Dan, ini terkait tentang mispersepsi pilihan politik orang Tionghoa. Setidaknya ada lima, dan dua sudah kujelaskan dalam celotehan singkatku tadi, yakni:

Pilihan Tionghoa Sejenis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun