Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pria Jomlo dan Wanita Penjual Obat Kuwat

19 Oktober 2023   07:55 Diperbarui: 19 Oktober 2023   08:04 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maksudku, aku bukan tertarik dengan obatmu. Aku lihat profil kamu sedang mencari cinta. Aku juga masih single. Bisakah kita bertemu?" Ketikan David terlihat kaku, walaupun menurutnya itu adalah kalimat yang paling romantis yang pernah ia tulis.

Sekali lagi, Jasmine terdiam lama. Lalu ia mengetik lagi, "Boleh Koh, siapa tahu kita cocok."

**

Dua hari berlalu, tibalah saatnya bagi David untuk bertemu dengan wanita si penjual obat kuwat. Tentu saja bukan karena alasan vitalitas atau impotensi, tapi demi sesuatu yang lebih mulia -- mencari pasangan hidup.

Kafe d' Amore. Sesuai namanya, seharusnya itu adalah tempat yang cocok buat dirinya dan juga Jasmine. Itulah harapannya setelah membuang jauh segala pikiran busuk tentang wajah yang tidak pas seleranya.

Kafe itu tidak terlalu ramai. David bisa melihat ada beberapa meja terisi dan lebih banyak lagi yang kosong. Suasananya cukup menyenangkan, dengan desain instagramable dan penyejuk ruangan yang berjalan maksimal. Tempat itu adalah pilihan Jasmine.

Seorang wanita duduk seorang diri. Radar pendeteksi David langsung berbunyi, "itu bukan wanita yang sedang ia cari." Namun tenyata radar itu buatan Cina, seringkali salah. Sosok yang duduk di sana langsung berdiri dan menyapanya. "Koh David, ini aku Jasmine."

Mata David terbelalak. Hidungnya kembang kempis, jantungnya berdegup kencang. Ia bagaikan sedang terperangkap dalam situasi perang, laksana Chow Yun Fat yang sebentar lagi digebukin mafia Hong Kong.

Jasmine si wanita penjual obat kuwat, jauh lebih sederhana dari tampilannya. Wajahnya sudah hampir berkeriput, senada dengan daster ala hawai, dan sepasang sendal jepit yang ia kenakan.

Ragu, David ingin pergi. Tapi, bagaikan memiliki ilmu gingkang karya Kho Ping Ho, si Jasmine sudah berjarak hanya beberapa meter di hadapannya. Tidak ada lagi ruang bagi dirinya untuk kabur.

Gerakan pamungkas selanjutnya lebih mengenaskan. Secepat kilat, Jasmine menarik tangan David dan mengajaknya duduk di sampingnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun