Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia Tionghoa yang Bukan Tionghoa Indonesia

5 Juni 2023   07:54 Diperbarui: 5 Juni 2023   07:58 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terjadi jika paradigma ini masih terjadi?

Bukan hanya orang-orang Tionghoa saja yang menderita, tapi seluruh komponen bangsa.

Mengapa?

Karena Indonesia adalah sebuah negara. Tujuan kita jelas -- Menjadi bangsa yang kuat, kokoh, sejahtera, bermartabat, dan dihargai oleh negara lain, serta sederet hal-hal baik yang termaktub di dalamnya.

Membeda-bedakan warga negara berdasarkan suku, agama, dan ras hanya akan membuat negeri ini berjalan mundur, berbalik lagi ke zaman ngawur. Oleh sebabnya, masalah diskriminasi dan seluruh tetek bengeknya bukan hanya milik orang Tionghoa saja. Tapi, seluruh rakyat Indonesia yang peduli akan hal ini.

Kendati demikian, sebagai orang Tionghoa saya juga menyadari bahwa kami yang harus berada pada garda terdepan untuk menjaga hal ini. Masalah diskriminasi ini bagaikan sebuah proses sebab akibat. Ada aksi, ada reaksi. Dan, jika tidak diperbaiki, akan menjadi sebuah efek bolak-balik tanpa akhir.

Saya sering bercanda kepada teman-teman sesama Tionghoa, "Jika tidak ingin dikatai Cina, janganlah menjadi Cina."

Tentu saja saya tidak mengajak kita untuk menyembunyikan identitas, apalagi hingga melawan kodrat. Yang saya maksud adalah: Jika ingin melakukan perubahan, mulailah dari diri sendiri.

Cina adalah ucapan diskriminatif kepada suku Tionghoa. Artinya jelek sekali. Bukan hanya merendahkan martabat saja, tapi lebih parah dari itu -- Sebagai bentuk ujaran kebencian.

Tentu, proses ini tidak terjadi begitu saja. Ada sejarah panjangnya. Benar, bahwa ada sekelompok oknum yang tidak bertanggung jawab yang sampai saat ini masih menginginkan perpecahan. Mereka tidak senang jika bangsa ini bersatu, hidup dalam damai. Sehingga isu rasisme, selalu menjadi "gorengan hangat" di tengah masyarakat.

Namun, teman-teman Tionghoa juga harus menyadari. Bahwasanya sudah bukan saatnya lagi menunjukkan sifat yang tidak terpuji. Seperti, hanya bergaul kepada sesama kaumnya. Tidak ingin membaur, dan tidak ingin menyatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun