Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Salah Kaprah Orang Tionghoa terhadap Kaisar Langit

1 Juni 2023   06:55 Diperbarui: 1 Juni 2023   07:49 1557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Kaprah Orang Tionghoa Terhadap Kaisar Langit (gambar: bamboocyberschool.com, diolah pribadi)

Ketika ada yang bertanya kepadaku, "siapakah Tuhan-mu?" Saya bingung menjawabnya.

Ini bukan pertanyaan provokatif yang meragukan eksistensi Tuhan. Tapi, lebih kepada pertanyaan pribadi kepada diriku sendiri. Terkait dengan statusku sebagai orang Tionghoa.

Secara umum Tuhan disebut dengan "Shang-di" oleh orang Tionghoa. Secara harafiah artinya Dewa Langit Tertinggi. Jika mau dihubungkan, cocoklah dengan makna dari Tuhan.

Sebabnya orang Tionghoa tentu memercayai keberadaan Tuhan. Tidak ada bedanya dengan suku bangsa lainnya.

Namun, sedari kecil Mama selalu mengajarku untuk menyapa Tuhan dengan sebutan yang lebih personal. Setiap kali mengacungkan tiga batang dupa ke langit, aku harus mulai menyapa beliau dengan sebutan: "Yi-Huang Da-die." Biar sopan dan terlihat akrab. Eh...

Nah, sebutan orang Tionghoa kepada Tuhan inilah yang akan kubahas di sini. Karena sebenarnya ada perbedaan antara "Shang-di" dan "Yi-huang Da-die." Setidaknya menurut saya dan juga dari beberapa sumber yang saya baca.

Kaisar Langit Bukan yang Tertinggi

Yi-huang Da-die secara harafiah bermakna kaisar langit. Secara resmi, ia juga dikenal dengan sebutan Kaisar Giok atau Kaisar Agustus. Jadi, harus diingat Kaisar itu bukan dewa, meskipun sosok ini juga diakui sebagai salah satu dewa terpenting. Menjadi penguasa surga, memimpin para dewa, menguasai neraka, dan penentu nasib manusia. Ia mungkin merupakan raja para dewa. Tapi, ia juga masih punya bos.

Menurut pandangan Taoisme, Yi-huang Da-die berada pada level kedua surga tertinggi. Kedudukannya masih di bawah San-ging. Nah, terkait keberadaan San-ging pun masih terdapat perdebatan. Orang awam mengatakan bahwa Sang-ging adalah Tuhan (Brahma) dalam arti umum. Tapi, bagi penganut Tao. Sang-ging adalah Tiga Dewata Murni. Bisa juga berarti Tiga Guru Ilahi atau Tiga Kemurnian. Manifestasi murni dari ajaran Tao Teching, kitab suci Tao.

Kaisar Langit Tidak Abadi

Pandangan berbeda atas Tuhan oleh orang Tionghoa juga terkait dengan "kekuasaan" Yi-huang Da-die. Menurut mitologi Kaisar Langit saat ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya ada dewa yang lebih tua, seperti Dian-weng (Bapa Surga) dan Zhang Dian-di (Kaisar Surgawi Zhang). Namun, entah untuk alasan suksesi atau untuk menyesuaikan dengan selera yang berkembang, Yi-huang Da-die pun menduduki pucuk pimpinan tertinggi di hati rakyat China.

Kaisar Langit Dulunya adalah Manusia

Secara umum Yi-huang Da-die digambarkan sebagai sosok yang berwibawa, duduk di singasana, dan menjalankan birokrasi pemerintahan langit. Tiada bedanya dengan Kaisar China lainnya.

Mitos Asal-Usul Kaisar Langit

Dari mitos rakyat populer, sosok suci ini juga punya sejarah unik.

Disebutkan jika sang Kaisar Langit ini mendapatkan posisinya karena "kecelakaan." Konon pada awalnya ia adalah seorang manusia yang bernama Zhang Deng-lai. Semasa hidup di dunia, ia hanyalah prajurit biasa yang hidup pada akhir Dinasti Shang (1046 SM). Saat itu Zhang Deng-lai turut berjuang menggulingkan kekuasaan kaisar Shang yang lalim. Ia beserta banyak pahlawan lainnya meninggal dalam perjuangan.

Termasuk Jiang Ziya. Ia merupakan seorang bangsawan yang juga meninggal dalam peperangan. Tidak sama seperti Zhang Deng-lai, semasa hidup, Jiang Ziya memiliki kedudukan tinggi dan dianggap berjasa dalam penggulingan tirani.

Ketika Jiang Ziya meninggal, ia diberikan mandat oleh surga untuk menyusun hirearki langit. Dengan begitu semangatnya, Jiang memberikan jabatan kepada seluruh prajuritnya yang meninggal, sampai hanya tersisa posisi Kaisar Langit.

Lalu, ketika seluruh hadirin mendorongnya untuk menjadi kaisar, Jiang Ziya dengan sopan mengatakan "deng-lai, deng-lai" yang arti sebenarnya adalah "tunggu dulu." Akan tetapi, Zhang Deng-lai yang polos langsung naik ke depan, bersujud di hadapan Jiang Ziya dan Bersiap menerima mandat dari surga.

Sontak Jiang Ziya menyadari kesalahannya. Tapi, apa lacur. Ia tidak bisa lagi berkata-kata. Syahdan posisi Kaisar Langit pun ditampuk oleh Zhang Deng-lai.

Ada lagi versi lainnya, versi yang lebih serius dari mitologi Tao

Disebutkan jika Zhang Deng-lai adalah putra mahkota kerajaan kebahagiaan surgawi. Konon ia lahir dari seorang perawan, karena sang raja, ayahnya sudah lanjut usia dan sakit-sakitan. Dan, tidak punya keturunan. Namun, sang ratu tidak putus asa. Ia terus bedoa agar mendapatkan anak.

Suatu malam, filsuf Tao yang terkenal, Lao-zi hadir dalam mimpinya. Sang Ratu pun hamil dan lahirlah Zhang Deng-lai. Sejak kecil, pewaris tahta ini sudah terlihat berbeda. Ia sudah bisa berjalan dan berbicara melebihi anak seusianya. Perangainya pun sopan dan melakukan banyak kebajikan. Setelah kematian ayahnya, Zhang pun menjadi Kaisar Langit yang bijaksana.

Tapi, ada lagi versi lainnya

Disebutkan jika Kaisar Langit awalnya adalah asisten dari Yuangshi Tianzun, dewa tertua dari Tiga Dewa Murni (Shang-ging). Karena kecakapannya, ia pun diangkat menjadi Kaisar Langit, sekaligus pengganti Yuangshi Tianzun yang menempati posisi teratas surgawi.

Bagaimana pun juga personifikasi Kaisar Langit sangat terpengaruh oleh budaya China yang berkembang. Ajaran Taoisme yang berkembang selama masa dinasti Tang (618-907 M) yang berjasa membuat keberadaan Yi-huang Da-die menjadi sangat terkenal. Rakyat diperintahkan untuk menyembah Sang Kaisar, yang telah dianugrahkan sebagai dewa tertinggi. Dan, masih terjadi sampai sekarang.

Kaisar Langit dalam Kisah Rakyat

Untuk "mempromosikan" eksistensi Kaisar Langit, berbagai kisah pun menyebar. Dan, bukan hanya kisah biasa saja. Awalnya memang hanya karya sastra. Namun, seiring waktu telah menjadi legenda yang tidak terpisahkan dari kepercayaan orang Tionghoa.

Salah satu yang paling popular adalah terciptanya Shio dalam zodiak China. Tentang pemilihan 12 hewan yang akan mewakili 12 rasi bintang penentu kelahiran.

Selain itu, kisah Journey to The West (abad ke-16 dinasti Ming), peranan Kaisar Langit pun seringkali disebut. Dalam kisah itu, Kaisar Langit diceritakan kelimpungan akibat ulah nakal Sung Go Kong, si kera sakti. Akhirnya, sang Kaisar pun meminta bantuan dari Buddha Barat dan Sung Go Kong dihukum tahanan di gunung batu. Hingga 500 tahun kemudian, dewi Kwan-im menyelamatkannya dengan catatan ia harus menemani perjalanan biksu Tom Sang Cong mencari kitab suci.

Wasana Kata

Saya tidak berhak memberikan penilaian terhadap eksistensi Yi-huang Da-die. Saya juga tidak mengatakan apakah saya percaya atau tidak. Bagi saya sendiri, sosok bersejarah ini adalah manifestasi dari pencipta dan penciptaan. Ini sudah menjadi bagian dari kepercayaan tradisi yang tidak bisa dipungkiri.

Akan tetapi, menarik melihat bagaimana sosok Yi-huang Da-die terbentuk. Ia berasal dari pemikiran para cendekiawan zaman dulu. Meskipun, eksistensinya masih belum terbuktikan.

Demikian pula dengan penggambarannya. Dalam catatan sastra kuno, seringkali disebutkan jika Yi-huang Da-die adalah sosok berwibawa dan super power. Sebagaimana dalam kepercayaan kuno Tionghoa terhadap dewa dapur.

Kepercayaan ini masih dianut sampai sekarang. Konon dewa dapur adalah seseorang yang akan melapor semua kebaikan dan keburukan manusia kepada Kaisar Langit, sesaat menjelang imlek. Lalu, sang Penguasa Tertinggi inilah yang kemudian menentukan apakah seseorang pantas diberikan hadiah atau hukuman.

Namun di sisi lain, Yi-huang Da-die digambarkan sebagai sosok yang lemah. Sebagaimana pada kisah Sung Go Kong. Melawan seekor siluman sakti saja ia tidak kompeten. Bagaimana bisa memerintah nasib para umat manusia.

Kendati demikian, kisah telah dibuat. Kepercayaan telah terbentuk. Mungkin ada yang meragukan. Eksistensi Kaisar Langit sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman lagi. Tidak masuk akal dan tidak relevan.

Tapi, saya tetap meyakini dan memujanya. Bukan karena perintah orangtua saya. Melainkan karena makna filsafat yang tertera padanya. Tentang seluruh kebaikan, kasih sayang, keadilan, kebijaksanaan, dan hal-hal lainnya.

Bukankah setiap agama dan suku juga mengagungkan sifat-sifat positif yang terkandung pada sosok Yi-huang Da-die?

Ah, sudahlah. Saatnya membakar dupa, mengacungkan ke langit. Semoga berkah Kaisar Langit dapat merasukiku dan aku akan menjadi seseorang yang lebih baik lagi dari yang kemarin.

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun