Disebutkan jika Zhang Deng-lai adalah putra mahkota kerajaan kebahagiaan surgawi. Konon ia lahir dari seorang perawan, karena sang raja, ayahnya sudah lanjut usia dan sakit-sakitan. Dan, tidak punya keturunan. Namun, sang ratu tidak putus asa. Ia terus bedoa agar mendapatkan anak.
Suatu malam, filsuf Tao yang terkenal, Lao-zi hadir dalam mimpinya. Sang Ratu pun hamil dan lahirlah Zhang Deng-lai. Sejak kecil, pewaris tahta ini sudah terlihat berbeda. Ia sudah bisa berjalan dan berbicara melebihi anak seusianya. Perangainya pun sopan dan melakukan banyak kebajikan. Setelah kematian ayahnya, Zhang pun menjadi Kaisar Langit yang bijaksana.
Tapi, ada lagi versi lainnya
Disebutkan jika Kaisar Langit awalnya adalah asisten dari Yuangshi Tianzun, dewa tertua dari Tiga Dewa Murni (Shang-ging). Karena kecakapannya, ia pun diangkat menjadi Kaisar Langit, sekaligus pengganti Yuangshi Tianzun yang menempati posisi teratas surgawi.
Bagaimana pun juga personifikasi Kaisar Langit sangat terpengaruh oleh budaya China yang berkembang. Ajaran Taoisme yang berkembang selama masa dinasti Tang (618-907 M) yang berjasa membuat keberadaan Yi-huang Da-die menjadi sangat terkenal. Rakyat diperintahkan untuk menyembah Sang Kaisar, yang telah dianugrahkan sebagai dewa tertinggi. Dan, masih terjadi sampai sekarang.
Kaisar Langit dalam Kisah Rakyat
Untuk "mempromosikan" eksistensi Kaisar Langit, berbagai kisah pun menyebar. Dan, bukan hanya kisah biasa saja. Awalnya memang hanya karya sastra. Namun, seiring waktu telah menjadi legenda yang tidak terpisahkan dari kepercayaan orang Tionghoa.
Salah satu yang paling popular adalah terciptanya Shio dalam zodiak China. Tentang pemilihan 12 hewan yang akan mewakili 12 rasi bintang penentu kelahiran.
Selain itu, kisah Journey to The West (abad ke-16 dinasti Ming), peranan Kaisar Langit pun seringkali disebut. Dalam kisah itu, Kaisar Langit diceritakan kelimpungan akibat ulah nakal Sung Go Kong, si kera sakti. Akhirnya, sang Kaisar pun meminta bantuan dari Buddha Barat dan Sung Go Kong dihukum tahanan di gunung batu. Hingga 500 tahun kemudian, dewi Kwan-im menyelamatkannya dengan catatan ia harus menemani perjalanan biksu Tom Sang Cong mencari kitab suci.
Wasana Kata
Saya tidak berhak memberikan penilaian terhadap eksistensi Yi-huang Da-die. Saya juga tidak mengatakan apakah saya percaya atau tidak. Bagi saya sendiri, sosok bersejarah ini adalah manifestasi dari pencipta dan penciptaan. Ini sudah menjadi bagian dari kepercayaan tradisi yang tidak bisa dipungkiri.