Chuang tidak mau membantahnya, meskipun tahun ini ia baru berusia 38 tahun. Itu karena ia tahu perhitungan usia orang Cina, selalu harus ditambahkan dengan satu. Saat lahir, semua bayi Cina sudah dianggap berusia setahun.
Tapi, kemarahan sang ibu pada pagi itu bukan karena usia anaknya. Bukan pula karena anaknya lupa membeli kertas angpao dari Pasar Baru. Ia marah karena anaknya tidak mau mengaku salah. Menolak bahwa ia sudah punya pacar.
Chuang ngotot. Ia bahkan sampai harus berlutut, bersumpah di depan altar leluhurnya bahwa ia belum punya pacar. Akan tetapi, ibunya tetap saja tidak percaya.
"Kemarin Mama lihat kamu bergandengan dengan seorang wanita berbaju merah di depan kantormu."
"Kata siapa, Ma? Kemarin Chuang tidak berada di kantor. Chuang sibuk keliling pelanggan menawarkan produk terbaru."
"Jangan bohong kamu, Chuang. Mama melihat dengan mata kepala sendiri."
Tentu saja Chuang tahu jika Mamanya selalu benar. Ia lebih memilih diam daripada harus mendengar omelan. Tapi, kali ini ia tahu kalau Mamanya salah. Sebabnya, ia memang belum punya pacar.
Atau jangan-jangan...
Doppelganger. Berasal dari Bahasa Jerman. Artinya adalah ganda (doppel) dan pejalan (gangger). Secara harafiah adalah penampakan dari seseorang yang masih hidup dan bukan dirinya. Umum diartikan sebagai orang lain yang memiliki wajah, bentuk badan, bahkan tingkah laku yang sangat mirip dengan diri seseorang.
Awalnya Chuang merasa biasa-biasa saja. Ia juga pernah melihat seorang wanita yang mirip dengan mantan pacarnya. Begitu juga dengan seorang wanita lainnya yang mirip dengan idolanya; Inul Darastita. Tapi, semakin hari, informasi itu semakin menganggu.
Bukan saja hanya mamanya yang mengaku melihat Chuang berjalan dengan seorang wanita, tetapi teman-temannya juga mengaku demikian. Mereka sering melihat Chuang dalam berbagai versi. Di mal, di Cafe, bahkan sebagai seorang driver ojol.