Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sesuatu yang Hilang Dari Aksi Viral Dalai Lama

14 April 2023   06:43 Diperbarui: 15 April 2023   07:42 2299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesuatu yang Hilang dari Aksi Viral Dalai Lama, "Isap Lidahku" (gambar: kompas.com)

Oke, bisa saja saya mengada-ada. Memang Dalai Lama merasa bersalah, jauh di dalam hatinya yang terdalam. Sehingga permintaan maaf adalah refleksi dari "pertobatannya."

Tapi, nyatanya tidak ada pembelaan lanjutan.

Tidak ada video viral dari pihak Dalai Lama, pendukungnya, ataupun dari rakyat dan pemerintah Tibet.

Bagi saya ini tidak biasa. Setidaknya karena harapan saya seperti di Indonesia. Pada saat dua tokoh besar saling menyerang. Aksi bela membela ramai terjadi. Tapi, dalam kasus insiden Dalai Lama ini tidak demikian.

Mengapa demikian?

Menurut saya, (mungkin saja) permintaan maaf dari Dalai Lama adalah sebuah statement yang agung. "Cukup sampai di sini saja. Biarlah mereka memandangku berdasarkan interpretasinya sendiri. Tidak perlu menambah pupuk yang subur atas konflik yang sudah terjadi."

Utamakan perdamaian.

Sebagaimana tema acara pada saat insiden tersebut terjadi. Pada saat itu Dalai Lama sedang menjadi pembicara. Menyampaikan pesan kepada sekitar 200 lulusan sarjana India. Mengajarkan mereka tentang perilaku welas asih dan perdamaian.

Tidak heran, jika aksinya kepada bocah tersebut juga bernuansa senada. Rangkaian video utuh tersebut bukan saja tentang "isap lidahku." Tapi, juga ada adegan memeluk, merapatkan pipi, menggelitik, melengketkan dahi, dan nasehat yang isinya telah aku tuliskan pada pembukaan artikel ini.

Ini bukan tentang Buddhisme. Ya, benar. Bukan tentang Buddhisme. Meskipun saya akan menambahkan sebuah cerita Buddhis yang saya dengar dari seorang Bhante di Grup Penulis Mettasik. Isinya kira-kira seperti ini;

Alkisah ada seorang Bhikku. Ia sedang melatih diri, bermeditasi di hutan. Jauh dari keramaian, dekat dengan bahaya. Hingga suatu hari, untuk sebuah alasan praktis, si bhikkhu tersebut akhirnya menimbun makanan yang ia terima dari hasil sumbangan umatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun