Pernah mendengar legenda monster "Nian?"
Itu lho, monster jahat yang seringkali datang meneror manusia di zaman dahulu menjelang musim semi. Konon tradisi perayaan imlek muncul dari legenda tersebut.
Jadi, ceritanya demikian;
Alkisah di sebuah desa, setiap kali musim semi menjelang, monster Nian pun datang. Keinginannya tidak kira-kira. Mengambil nyawa-nyawa penduduk desa dan menjadikannya persediaan makanan selama setahun.
Lalu, pada suatu hari muncullah seorang kakek bijaksana yang mengaku bisa menghalau teror monster Nian. Ia meminta warga desa untuk mengecat pintu rumahnya dengan warna merah dan membuat kegaduhan saat monster Nian datang menyerang.
Ternyata berhasil! Itulah mengapa imlek identik dengan warna merah dan juga petasan.
Awalnya saya mengira bahwa legenda Monster Nian hanya itu saja. Namun, ternyata ada sekuelnya. Konon si monster ini bukan hanya suka mengusik desa, memakan manusia, tetapi ia juga suka menghancurkan ladang, hewan, dan persediaan makanan milik manusia.
Tapi, penduduk desa tidak kehilangan akal. Mereka membuat singa-singaan dari bambu dan kain yang digerakkan oleh dua orang. Untuk membuatnya terdengar sangar, pemukulan instrumen yang keras pun mengiringi. Â
Lalu, mengapa singa?
Karena bagi nenek moyang orang Tionghoa, singa tiada bedanya dengan naga. Sama-sama hewan mitologi. Hanya sedikit manusia yang pernah melihatnya.
Lha, kok bisa?