Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setelah Babak 16 Besar, Masihkah Ramalan Piala Dunia Akurat?

3 Desember 2022   21:23 Diperbarui: 3 Desember 2022   21:56 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah Babak 16 Besar, Masihkah Ramalan Piala Dunia Akurat? (gambar: nepalee.com, diolah pribadi)

Banyak anomali yang terjadi selama Piala Dunia 2022 ini. Tim yang sebelumnya tidak diunggulkan terbukti mampu mematahkan dominasi para langganan Juara Dunia.

Sebutkanlah Jepang yang mengalahkan Jerman dan Spanyol, Saudi Arabia yang mempermalukan Argentina di laga pembuka, dan Korea Selatan yang secara mengejutkan mengalahkan Portugal dengan skor 2-1.

Anomali juga melewati lintas wilayah. Dimana negara Eropa dan Amerika Latin yang dulunya berkuasa, satu per satu tersingkir dari babak penyisihan. Hanya tersisa 10 saja yang bertahan, yakni Prancis, Brazil, Belanda, Portugal, Inggris, Argentina, Spanyol, Polandia, Swis dan Kroasia.

Sementara enam kursi lainnya dikuasai oleh 3 wakil Asia (Jepang, Australia, dan Korea Selatan), 2 dari Afrika (Maroko dan Senegal) dan satu lagi Amerika Serikat.

Sebelum perhelatan Piala Dunia digelar, prediksi juara sudah ramai beredar. Sebagian besar subjektif karena menjagokan idolanya. Tapi sebagian lagi melibatkan pengamatan empiris, seperti analisis dari para praktisi sepak bola yang berpengalaman.

Juga tidak kalah bisikan dari dunia Ghaib, apakah melalui hewan ajaib atau wangsit semata. Dan yang paling menarik adalah perhitungan yang diklaim akurat dari super komputer. Menganalisis data, statistik, dan perhitungan algoritma kecerdasan buatan.

Yang manakah yang paling hebat?

Sebelumnya, saya telah menulis tentang "Beragam Ramalan Piala Dunia 2022, Negara ini juaranya." Untuk membacanya, sila klik di sini.

Pada artikel tersebut, saya telah menyimpulkan beragam ramalan dari berbagai sumber. Terdiri dari para pakar, ekonom, pasar taruhan, badan riset, produsen gim, perusahaan data olahraga, hingga bonus dari dunia ghoib.

Dari hasil rekapan, masih banyak yang mengunggulkan Brazil (12). Disusul oleh Argentina (7), Prancis (2), dan Inggris dengan 1 pilihan.

Secara probabilitas, ramalan-ramalan tersebut masih on-the-track. Brazil, Argentina, Prancis, dan Inggris masih melaju ke babak 16 besar.

Sayangnya, ramalan adalah ramalan hingga menjadi kenyataan. Meskipun banyak yang sesumbar jika teorinya terbukti akurat, namun setelah 16 besar Piala Dunia 2022, sudah banyak yang meleset.

Sebutkanlah perhitungan dari Opta Analysist. Perusahaan data olahraga dengan super komputernya. Ramalannya salah dalam memprediksi Jerman yang ia sebut akan masuk dalam babak 8 besar.

Begitu pula para ilmuwan dari Universitas Oxford. Dengan menggunakan teknik perhitungan algoritma berdasarkan ELO Rating, para peneliti tersebut memprediksi bahwa Belgia akan berhadapan dengan Brazil di babak final. Tentu salah.

Perusahaan riset Nielsen juga demikian. Model Grace Note yang mereka besut diklaim mampu mengkalkulasi seluruh pertandingan internasional sejak 2018 hingga yang teranyar. Hasilnya? Tidak terbukti benar karena Prancis disebutkan tidak akan lolos ke babak 16 besar.

Para bandar judi lebih fatal lagi. Dengan super komputer SBK yang diklaim canggih, mereka memprediksi bahwa pada fase grup, Jepang, Polandia, Amerika Serikat, Ghana, Serbia, Kamerun, dan Kanada sudah pasti terhenti. Nyatanya dari 8 negara tersebut, hanya Serbia, Kamerun, dan Kanada saja yang tidak lolos.

Bagaimana dengan dunia Ghoib? Zae anak indigo asal Indonesia secara mengejutkan mengatakan bahwa Senegal adalah salah satu dari tiga bakal kampiun juara. Kelihatannya masuk akal, tetapi ia sudah terbukti salah dengan meramalkan bahwa Jerman juga berada di posisi tiga besar.

Apa yang terjadi?

Adalah Joachim Klement. Ia adalah seorang pakar analisis dari Liberium Capital, Lembaga keuangan yang berbasis di London. Joachim mampu dengan tepat memprediksi pemenang Piala Dunia 2014 dan 2018. Tapi ia mengatakan jika teknik analisisnya hanya mengandalkan 45% peluang. Sisanya 55% adalah faktor acak, lebih kepada keberuntungan.

Lalu, jika pada akhirnya para pakar tahu bahwa pertandingan sepak bola susah diprediksi, mengapa masih tetap saja ngotot mengeluarkan ramalan?

FIFA memperkirakan ada sekitar 5 miliar orang yang menonton Piala Dunia. Ini bukan hanya soal jumlah, tetapi juga pasar yang besar. Mengeluarkan analisis juara dunia, bukan lagi tentang reputasi, tetapi bagaimana mengarahkan seluruh mata menuju kepadanya

Motifnya bermacam-macam.

Perusahaan-perusahan riset misalkan. Mereka ingin menunjukkan kemampuan mereka dalam mengolah data dengan akurat. Lembaga keuangan, ingin mengklaim kemampuan mereka memprediksi pasar. Lalu ada institusi pendidikan, hasil yang akurat tiada bedanya dengan menelurkan jurnal ilmiah kelas dunia.

Bagaimana dengan dunia perjudian? Banyak yang mengatakan jika arahan bandar yang paling tepat. Sebabnya mereka memiliki kepentingan di pasar taruhan. Sayangnya, justru itu yang paling tidak bisa dipercaya. Ramalan mereka ditujukan untuk mencari cuan dari para penjudi yang tebakannya salah.

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana jika ternyata prediksi para ahli tidak terbukti? Bukankah itu justru akan membuat reputasi mereka tercoreng? Tidak juga...

Logika motif ini tiada bedanya dengan para peramal. Iseng-iseng berhadiah, jika benar maka ketenaran akan melambung tinggi. Jika salah, ada Tuhan sebagai bumper. "Tuhan memiliki alasannya tersendiri," demikian ujaran yang terdengar.

**

Acek Rudy for Kompasiana

Referensi: 1 2 3 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun