Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jiang Zeming Wafat, Kebangkitan Geng Shanghai, Tiananmen Jilid 2?

1 Desember 2022   09:30 Diperbarui: 1 Desember 2022   09:47 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jiang Zemin Wafat, Kebangkitan Geng Shanghai, Tragedi Tiananmen Jilid 2? (gambar: bbc.com)

China berduka. Bendera setengah tiang berkibar di seluruh tempat. Mantan presiden Jiang Zeming meninggal pada Rabu, 30/11/2022 dalam usia 96 tahun.

Jiang mulai memimpin China di tahun 1989, menerima jabatan presiden dari pendahulunya, Den Xiaoping yang legendaris. Bagi kebanyakan rakyat China, Jiang Zeming adalah seorang pemimpin yang mengawal China dalam masa transformasi.

Masa setelah tragedi Tianmen yang menyebabkan China dikucilkan dari dunia internasional menuju era keterbukaan. Tahap awal moderninasi ekonomi menyambut milenium baru. Di masa pemerintahan Jiang, China juga menyambut dua anggota baru. Hong Kong yang diserahterimakan oleh Inggris pada tahun 1997 dan Macao dari Portugal, setahun sesudahnya.

Pada saat Jiang pensiun di tahun 2003, China telah menikmati pertumbuhan ekonomi dalam skala besar. Mengubah wajah dari negara medioker menjadi salah satu adidaya di dunia.

Negara barat melihat Jiang sebagai seorang pemimpin yang senang berkompromi. Di dalam negeri ia telah menyatukan pandangan liberal dengan garis keras. Di dunia internasional, China menjadi negara yang lebih bersahabat dengan blok-blok barat.

Duduk berdampingan dalam posisi yang setara. Suatu hal yang belum banyak dilakukan oleh pemimpin-pemimpin China sebelumnya.

Namun di sisi lain, Jiang juga memerintah dengan tangan besi. Ia tidak akan segan melibas ancaman yang membahayakan posisi dan kedigdayaan Partai Komunis China. Salah satu korban "keganasannya" adalah sekte agama Fa Lun Qong.

Selama menjadi pemimpin di China, Jiang telah berhasil menancapkan kukunya. Ia dicintai rakyatnya, dihormati dunia internasional, dan diterima oleh Partai Komunis.

Tentu saja Jiang tidak bekerja sendiri. Ia memiliki lingkar satu yang terdiri dari elit kepercayaan dan para kroninya. Termasuk yang paling terkenal, Geng Shanghai.

Siapakah Geng Shanghai?

Jiang adalah mantan walikota Shanghai. Setelah menduduki jabatan tertinggi di negaranya, Jiang mulai membentuk jaringan politik. Banyak orang-orang dekatnya yang kemudian terpilih menduduki jabatan strategis.

Mereka adalah kontak dekat Jiang, orang-orang yang bisa dipercayai. Nama Shanghai bukan saja merujuk kepada orang lama Jiang semasa ia berkuasa di sana, tetapi juga karena sebagian besar anggotanya memang adalah orang-orang Shanghai.

Geng Shanghai bekerja secara sistematis. Menempatkan orang-orang penting di posisi penting. Baik di dalam Partai, pada pemerintahan pusat, maupun posisi strategis di tingkat provinsi.

Jiang beserta gengnya juga aktif melakukan kaderisasi. Alhasil, pada saat jabatan Jiang berakhir, Geng Shanghai telah menjadi sebuah aliansi politik yang tidak bisa diremehkan.   

Liga Pemuda Komunis Tiongkok (CCYL).

Namun, Geng Shanghai bukannya tanpa saingan. Setelah masa jabatan Jiang berakhir, Hu Jintao yang menggantikannya. Penunjukan Hu sebagai Sekjen PKC sekaligus presiden China membangkitkan sebuah fraksi politik yang tidak kalah berpengaruh. Namanya Liga Pemuda Komunis Tiongkok atau CCYL.

Sejatinya CCYL adalah organisasi sayap PKC. Didirikan pada 1922, anggotanya adalah para pemuda kader PKC. Tujuan dari CCYL adalah mengumpulkan sekaligus membina talenta muda yang bisa diorbitkan sebagai pemimpin masa depan.

Terlepas dari keberadaan CCYL sebagai organisasi kader, semenjak ia dibentuk belum ada arah politik yang jelas bagi para anggotanya. Politik di zaman Mao erat dengan para pejuang revolusioner. Di zaman Deng, elit politik masih berasal dari kalangan senior partai, loyalis Deng. Di zaman Jiang, Geng Shanghai yang berjaya. Pada periode-periode ini, belum ada anggota CCYL yang benar-benar berada di posisi atas.

Hu Jintao adalah kader CCYL. Sebelumya ia pernah menjadi anggota sekretariat CCYL (1982-84), lalu Sekjen (1984-1985). Tidak heran jika orang-orang terdekat Hu adalah para kader CCYL.

Selama masa kekuasaan Hu Jintao, CCYL benar-benar matang. Sebuah penelitian pada 2005 menyatakan lebih dari 150 pejabat CCYL menguasai pemerintahan. Mulai dari jabatan Menteri, Wakil Menteri, Gubernur, hingga Sekretaris Partai Provinsi.

Meskipun demikian, Geng Shanghai tidak benar-benar lenyap. Di dalam PKC, dua kekuatan terbelah. Sehingga sampai hari ini persaingan dalam senyap itu telah membentuk sesuatu yang dinamakan sebagai Satu Partai Dua Fraksi.

Persaingan Geng Shanghai dan CCYL bukan hanya soal jabatan kadernya saja. Tapi juga ideologi.

Sepanjang 1990an, Tiongkok telah menikmati pertumbuhan ekonomi yang dahsyat. Itu terjadi karena arah politik Jiang yang terkesan lebih ramah kepada investor, baik di dalam maupun di luar negeri.

Selama era tersebut, China benar-benar mengubah wajahnya. Jalan tol super panjang, gedung-gedung mewah, hingga perumahan elit tumbuh bak jamur di musim hujan. Namun, kemakmuran ini tidak dinikmati secara merata. Daerah kecil dan terpencil masih belum menunjukkan perubahan yang berarti.

Arah politik Jiang lebih mewakili kepentingan elit kaya urban. Sementara itu, Hu dan fraksinya sebagian besar berasal dari daerah pedalaman China. Mereka tahu persis bagaimana ketimpangan yang terjadi di sana.

Oleh sebab itu, di masa pemerintahan Hu, kebijakan populis lebih banyak lahir. Bertujuan untuk memulihkan keseimbangan, mengecilkan ketimpangan antara golongan kaya dan para penghuni pedalaman yang lebih miskin.

Di masa Hu, China semakin maju. Ekonomi merata dan penduduk desa juga bisa berlapang dada. Meskipun secara ideologi, keduanya bertolak belakang. Tetapi perpaduan masa telah dapat mengubah wajah Tiongkok menjadi lebih berwibawa di mata dunia. Pembangunan di kawasan pedesaan memiliki dampak langsung yang baik terhadap kota-kota besar di China.

Bagaimana dengan Xi Jinping?

Banyak pengamat yang berkata jika Xi adalah loyalis Jiang. Ia adalah anak didik langsung dari Zeng Qinghong, Kepala Staf Presiden Jiang dan secara de facto merupakan pimpinan Geng Shanghai.

Di era Xi, ia mencoba kembali untuk mengimbangi kekuatan politik di antara dua fraksi. Geng Shanghai yang sempat vakum, kini mulai mengisi posisi-posisi strategis. Namun, dengan sedikit modifikasi. Hanya untuk anggota Geng Shanghai yang loyal terhadapnya.

Peta politik yang telah terjadi di China selama empat dasawarsa terakhir, kemudian membentuk sebuah opini bayangan. Bahwa kekuatan antara Geng Shanghai dan CCYL tidak akan pernah buyar. Frasa "Satu Partai, Dua Fraksi" bukanlah hanya sekadar rumor.

Pembagian kekuasan di antara kedua fraksi ini yang menjadi salah satu cirikhas politik di Tiongkok. Meskipun terkesan seperti partai penguasa dan oposan, tetapi tidaklah seperti itu. Kedua fraksi ini saling membutuhkan. Sebagai sparing partner bagi setiap masa pemerintahan yang sedang berlangsung.

Politik di China tidak berprinsip winner takes it all, alias permainan zero-sum. Dinamika yang terjad adalah bagaimana kekuasaan saling berbagi. Bukan tentang jatah, tetapi the right man at the right place. Siapa yang lebih berkompeten, itulah yang akan mengurus.

Selain itu, ada juga rumor yang beredar bahwa Geng Shanghai dan CCYL telah berkompromi. Jabatan tertinggi harus dipangku bergilir. Setelah masa Jiang dari Geng Shanghai, Hu dari aliansi CCYL, kembali lagi ke Xi dari Geng Shanghai. Sehingga pucuk pimpinan tertinggi berikutnya, seharusnya berasal dari CCYL. Tapi, dengan terpilihnya Xi untuk periode kali ketiga, bisa saja kompromi politik ini akan ternodai.

Apakah aksi demo lockdown covid yang terjadi di China sejak Senin 28/11/2022 lalu menandakan bahwa kedua fraksi ini sudah mulai tidak akur? Entahlah, tetapi yang pasti Jiang menjabat setelah peristiwa Tianmen berakhir. Dan bisa saja kepergiannya akan menandai munculnya tragedi Tiananmen jilid kedua. Wallahu a'lam.

**

Acek Rudy for Kompasiana  

Referensi: 1 2 3 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun