Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Secarik Rahasia Kosong Coto Daeng Marewa

12 November 2022   21:49 Diperbarui: 12 November 2022   22:00 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"PRANNNNGGG..." mangkuk ayam kini tinggal kenangan. Hancur berkeping-keping, dihempas keras ke tembok.

Abi menutup matanya. Ia benci dengan keadaan, ia benci dengan pemikiran ayahnya yang egois. Menyimpan sesuatu yang berharga untuk dirinya sendiri.

Hujan lebat diiringi suara guntur. Angin malam semakin tidak berkompromi. Dingin menusuk hingga ke dalam sanubari. Tapi, tidak mempan bagi hati yang sedang diselimuti gundah.

"Belum tidur, nak?" hening malam terusik oleh suara berat Daeng Bahar.

Abi terkejut, sesaat ia menyesal, mengapa ia tidak bisa menahan emosinya. "Maa... Maaf, Yah," suara Abi terdengar lirih.

Daeng Bahar mengelus rambut putra sulungnya itu. Dari balik tubuhnya ia mengeluarkan sesuatu. Kotak Nenek Marewa ia sodorkan ke hadapan Abi.

"Bukalah, Nak. Kini saatnya engkau mendapatkan resep nenekmu," ujar Daeng Bahar.

Abi terpatung, ia seperti tidak memercayai apa yang kini berada di hadapannya. Ia memandang kembali wajah sang ayah yang mengangguk kecil kepadanya. Lengkap dengan senyumannya nan tulus.

Perlahan Abi menyentuh kotak kecil itu, membuka tutupnya. Bau wangi cendana menyeruak dari dalam kotak. Warna hijau kain beludru mendominasi bagian dalam kotak. Dan selembar kertas terlipat berada di sana.

"Bukalah..." Daeng Bahar kembali bersuara.

Abi mengambil kertas itu, dan membuka lipatannya. Matanya terbelalak, tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun