Dr. Chrie mengatakan bahwa stres terselubung adalah penyebab utama. Si penderita negaholic secara konsisten merasakan ketidakpuasan terhadap seluruh kondisi yang ia alami. Ia merasa kewalahan karena harapan-harapannya tidak sesuai kenyataan.
Ia juga mengalami perasaan frustasi, karena apa yang telah ia lakukan sepertinya tidak pernah sesuai hasil. Oleh karenanya, negaholic bisa juga disebut sebagai salah satu jenis gangguan mental.
Namun, ada satu hal yang ingin saya garis bawahi. Sindrom negaholic terjadi karena konsisten mengalami kekecewaan untuk waktu yang sudah lama. Pertanyaannya adalah, seberapa lama dan sesering apa?
Sebagaimana gangguan mental lainnya, sindrom negaholic juga berhubungan dengan trauma masa lalu. Bisa saja berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan pertemanan, atau sekolah.
Bagaimana mengetahui jika saya mengalami sindrom negaholic?
Sejujurnya ini agak susah, karena penderita negaholic pada umumnya tidak mengakui, bahkan tidak menyadarinya. Namun, menurut saya kita bisa mengajukan beberapa pertanyaan kepada diri kita sendiri.
Pertanyaan tersebut saya olah kembali, mengambil informasi dari 4 bentuk negaholic yang sudah saya sebutkan sebelumnya, sebagai berikut:
- Apakah Anda sering kecewa dengan orang-orang di sekitar Anda? (attitude negaholic)
- Apakah Anda memiliki kebiasaan buruk yang timbul akibat kekecewaan? (behavior negaholic)
- Apakah Anda sering membandingkan diri Anda dengan orang lain? (mental negaholic)
- Apakah Anda sering menyampaikan keluhan-keluhan secara terbuka? (verbal negaholic)
Jika Anda menjawab "YA" untuk minimal 3 dari 4 pertanyaan, maka Anda kemungkinan besar adalah Negaholic. Tapi, kabar baiknya saya bukanlah psikolog yang berhak menentukan masalah kejiwaaan Anda.
Yang ingin saya utarakan di sini adalah, kita semua memiliki potensi untuk menjadi negaholic. Karena sejujurnya saya sudah memiliki 2 "Ya" dari 4 pertanyaan.
Lalu apakah yang akan saya lakukan?
Saya sudah terlanjur seperti ini. Terlalu sering berpikir, bertindak, bersikap, dan berujar negatif. Untungnya saya menemukan istilah ini, sehingga langkah selanjutnya adalah jujur kepada diri sendiri.
Saya adalah bagian dari masa lalu, dan sedang bersusah payah mendaki masa depan. Namun saya lupa jika hidup adalah saat ini. Meminjam istilah dari para sahabat meditatorku --Â Mindfulness.
Lalu apakah yang bisa saya lakukan selanjutnya?
Saya masih "terganggu" dengan kata "trauma masa lalu." Apakah saya pernah mengalaminya? Entahlah. Sudah terlalu lama sehingga saya pun lupa.