Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mitos Obat Kuwat yang Bikin Kuwalat

8 Oktober 2022   07:33 Diperbarui: 8 Oktober 2022   07:36 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mitos Obat Kuwat yang Bikin Kuwalat (gambar: youtube channel, Big Loz Official)

Mau tahu pendapat ahli Seksologi Dr. Boyke Nugraha tentang seks dan perselingkuhan? "Sekitar 32 persen masalah rumah tangga yang tidak harmonis berasal dari penampilan dan seks."

Kalau masih kurang seram, ada pernyataan lainnya, "2 dari 5 kaum hawa berselingkuh karena kurangnya perhatian dari pasangan, kurang memuaskan, dan kurang perkasa." (sumber)

Lalu apa solusinya?

Pakar sekelas dr Boyke saja memberi saran untuk mengonsumsi sejenis jamu "jreng" atau obat kuwat bagi pria yang kurang perkasa. Nah lho...

Tapi dr. Boyke tentu sudah sadar, kedahsyatan obat kuwat itu sudah ada di benak masyarakat Indonesia sejak zaman raja-raja Jawa.

Di dalam Serat Centhini ada tercatat. Tepatnya pada bagian XIII, bab 251-253. Lalu terbagi lagi menjadi 78 bait Sekar Lonthang, 40 bait tembang Salisir, dan 36 tembang Balabak.

Tidak terlalu mengherankan jika anggapan masyarakat bahwa obat kuwat adalah hal yang sakral. Berasal dari kerajaan, hanya untuk kaum bangsawan, dan menjadi senjata pamungkas bagi raja-raja kuno untuk menangani istri-istrinya.

Padahal menurut Hangno Hartono, pemerhati budaya Jawa, ramuan yang tertera pada Serat Centhini juga adalah pengetahuan umum di masanya. Tidak dikuasai oleh pihak keraton dan bangsawan saja.

"Keberadaan ini bisa dilacak di penjual jamu tradisional. Hampir semuanya memiliki ramuan 'sehat pria'," imbuh Hangno.

Lalu apakah obat kuwat adalah solusi bagi kejantanan pria?

Benar, karena jika kamu, kamu, dan kamu punya masalah kesehatan vitalitas, hampir pasti para dokter akan merekomendasikan resep tertentu sebagai solusi. Di pasaran sudah ada juga beberapa merek terkenal, seperti Vi***a atau Ci***s.

Tapi, bagaimana bagi mereka yang tidak punya masalah, namun hanya ingin menambah keperkasaan?

Nah, disini letak permasalahannya

Harus dipahami bahwa "keperkasaan" itu subjektif. Bukan hanya soal seberapa sakti senjatamu. Toh, megacu kepada ilmu Ko Ping Ho, pedang bukan satu-satunya alat untuk menaklukkan musuh. Seorang master Kungfu seyogyanya bisa memanfaatkan apa saja untuk menaklukkan lawan. Termasuk tangan dan lidah.

Untuk itu, sebelum menilai keperkasaanmu yang kurang perkasa, maka pahamilah beberapa kesalahan persepsi yang cukup sering terjadi. Jika kamu, kamu, dan kamu sudah memahaminya, niscaya obat kuwat pun tak lagi bermanfaat.

Pertama. Ukuran "Perkakas" itu Relatif

Mak Erot adalah penjenamaan bagi pria yang dianggap kurang perkasa. Solusi terbaik dan tercepat adalah menambah ukuran "perkakas." Jika kamu termasuk salah satu yang berpikiran demikian, sadari dulu berapakah sebenarnya panjang "senjata" kamu?

Situs pengumpul data, TargetMap mengklasifikasikan penis berdasarkan ukurannya. Ada lima kategori dengan ukuran terbesar antara 16,1-17,9 cm dan terkecil berada dalam rentan 9,3-10,5 cm.

Lebih lanjut, data tersebut juga menyatakan bahwa meskipun ras tertentu memiliki standar ukuran, tidak ada jaminan bahwa semua ras memiliki ukuran yang sama. Jadi, selama penis Anda bukan Micro Penis, maka Anda aman.

Kedua. Durasi Bukanlah Segalanya

Berapa lama waktu bercinta yang paling cocok? Pepatah Engkong Felix mungkin paling pas mendeskripsikannya -- Sewindu Begitu Cepat Berlalu. Artinya lebih lama lebih baik.

Ah, itu terkait hobi Engkong menulis di Kompasiana, tetapi kalau bercinta itu relatif. Penemuan dari para pakar seks menyatakan bahwa klimaks hanya berlangsung beberapa menit, bukannya berjam-jam.

Perlu dipahami bahwa puncak-puncak rasa enak hanya berlangsung 1-2 menit saja, jadi durasi yang memadai dari keseluruhan proses sebenarnya hanya perlu 5-7 menit saja.

Dalam riset tersebut, disebutkan juga jika waktu yang paling diinginkan oleh partisipan hanyalah 10-13 menit. Artinya lebih dari itu sudah kelamaan. Dan faktanya memang demikian, survei tersebut juga mengatakan bahwa rata-rata hubungan intim hanya berlangsung 5,4 menit saja.

Ketiga. Kekerasan Tidak Menjamin Kepuasan

Ereksi adalah pertanda tubuh yang sehat. Bahkan konon ereksi itu sudah terjadi sejak bayi lelaki berada di dalam kandungan. Jadi, ereksi itu adalah respons yang alami dan tidak selamanya harus berasal dari stimulus seksual.

Lebih lanjut lagi, penelitian juga berkata bahwa kemampuan ereksi sangat dipengaruhi oleh anatomi tubuh manusia. Penis yang pendek bisa meningkatkan kekuatan penis hingga 86%. Sementara untuk bentuk yang lebih panjang, hanya bisa mencapai 47% saja.

Jadi, tidak ada paket "all you can eat." Anda hanya bisa memilih di antara ukuran atau tingkat kekerasan.

Keempat. Masalah Seksual adalah Masalah Kesehatan

Disfungsi ereksi disebabkan oleh beberapa hal. Dari masalah kesehatan fisik serius, seperti penyakit jatung, diabetes, atau kolesterol tinggi. Terkadang pula karena masalah psikologi, seperti stres berlebihan.

Jadi, jika performa Anda di ranjang bermasalah, bukan berarti Anda tidak perkasa. Itu karena masalah kesehatan atau kejiwaanmu terganggu. Alih-alih mengonsumsi obat kuwat, periksakan diri Anda ke dokter.

**

Mari kita kembali kepada pernyataan Dr. Boyke Nugraha bahwa "2 dari 5 kaum hawa berselingkuh karena kurangnya perhatian dari pasangan, kurang memuaskan, dan kurang perkasa."

Tabib Sun Simiao (590-682) dikenal sebagai Raja Obat Tiongkok Kuno. Disebut demikian karena selama hidupnya, ia telah menelurkan sekitar 7300 resep kesehatan. Termasuk di dalamnya adalah obat bagi pasangan yang ingin hidup harmonis.

Menurut Sun, Lelaki dilambangkan dengan unsur "Yang" -- keras, kering, panas bak api. Sementara unsur "Yin" berada pada wanita -- basah, dingin, lembut bagaikan air.

Filsafat dari era Taoisme kuno ini mengungkapkan bahwa perpaduan unsur Yin-Yang adalah kunci dari hubungan seksual yang maha dahsyat. Artinya, pria dan wanita harus saling mengisi, saling mengimbangi, dan saling melengkapi agar keharmonisan tercipta. Bukan hanya untuk urusan ranjang saja, tetapi juga untuk semua hal.

Jadi benarkah jika perselingkuhan terjadi karena urusan ranjang dan keperkasaan? Tentu iya, karena pernyataan ini bersumber dari seorang pakar.

Tapi, harus diingat bahwa bercinta tidak hanya di ranjang saja. Itu hanya puncaknya saja. Pahamilah bahwa setiap interaksi yang terjadi antara pria dan wanita adalah bagian dari proses bercinta.

Tidak percaya? Cobalah bertanya dengan pelaku rumput bergoyang. Eh...

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun