Harus dipahami bahwa "keperkasaan" itu subjektif. Bukan hanya soal seberapa sakti senjatamu. Toh, megacu kepada ilmu Ko Ping Ho, pedang bukan satu-satunya alat untuk menaklukkan musuh. Seorang master Kungfu seyogyanya bisa memanfaatkan apa saja untuk menaklukkan lawan. Termasuk tangan dan lidah.
Untuk itu, sebelum menilai keperkasaanmu yang kurang perkasa, maka pahamilah beberapa kesalahan persepsi yang cukup sering terjadi. Jika kamu, kamu, dan kamu sudah memahaminya, niscaya obat kuwat pun tak lagi bermanfaat.
Pertama. Ukuran "Perkakas" itu Relatif
Mak Erot adalah penjenamaan bagi pria yang dianggap kurang perkasa. Solusi terbaik dan tercepat adalah menambah ukuran "perkakas." Jika kamu termasuk salah satu yang berpikiran demikian, sadari dulu berapakah sebenarnya panjang "senjata" kamu?
Situs pengumpul data, TargetMap mengklasifikasikan penis berdasarkan ukurannya. Ada lima kategori dengan ukuran terbesar antara 16,1-17,9 cm dan terkecil berada dalam rentan 9,3-10,5 cm.
Lebih lanjut, data tersebut juga menyatakan bahwa meskipun ras tertentu memiliki standar ukuran, tidak ada jaminan bahwa semua ras memiliki ukuran yang sama. Jadi, selama penis Anda bukan Micro Penis, maka Anda aman.
Kedua. Durasi Bukanlah Segalanya
Berapa lama waktu bercinta yang paling cocok? Pepatah Engkong Felix mungkin paling pas mendeskripsikannya -- Sewindu Begitu Cepat Berlalu. Artinya lebih lama lebih baik.
Ah, itu terkait hobi Engkong menulis di Kompasiana, tetapi kalau bercinta itu relatif. Penemuan dari para pakar seks menyatakan bahwa klimaks hanya berlangsung beberapa menit, bukannya berjam-jam.
Perlu dipahami bahwa puncak-puncak rasa enak hanya berlangsung 1-2 menit saja, jadi durasi yang memadai dari keseluruhan proses sebenarnya hanya perlu 5-7 menit saja.
Dalam riset tersebut, disebutkan juga jika waktu yang paling diinginkan oleh partisipan hanyalah 10-13 menit. Artinya lebih dari itu sudah kelamaan. Dan faktanya memang demikian, survei tersebut juga mengatakan bahwa rata-rata hubungan intim hanya berlangsung 5,4 menit saja.
Ketiga. Kekerasan Tidak Menjamin Kepuasan
Ereksi adalah pertanda tubuh yang sehat. Bahkan konon ereksi itu sudah terjadi sejak bayi lelaki berada di dalam kandungan. Jadi, ereksi itu adalah respons yang alami dan tidak selamanya harus berasal dari stimulus seksual.
Lebih lanjut lagi, penelitian juga berkata bahwa kemampuan ereksi sangat dipengaruhi oleh anatomi tubuh manusia. Penis yang pendek bisa meningkatkan kekuatan penis hingga 86%. Sementara untuk bentuk yang lebih panjang, hanya bisa mencapai 47% saja.