Dito terbangun dari tidurnya. Wajahnya berkeringat, napasnya terengah-engah. Sudah seminggu ia mengalami mimpi yang sama. Wajah membiru dengan mata yang mengeluarkan darah. Tapi meskipun mimpinya sama, wajah yang mendatanginya selalu berbeda-beda. Sepertinya bukan hanya satu sosok saja.
Dito menarik napas panjang. Ia mengambil gawainya. Layar menunjukkan pukul 03:01 pagi. Waktu yang selalu sama dengan mimpinya. Tapi, itu belum berakhir. Dito menunggu sejenak, beberapa menit lagi.
Dan dugaannya benar. Tepat pukul 03:03, bunyi "guluk-guluk-guluk" terdengar. Dito tahu itu berasal dari dispenser galon air minum yang berada di luar kamarnya.
**
Dito adalah seorang mahasiswa baru universitas negeri di kota Yogyakarta. Baru masuk semester satu. Ia berasal dari daerah Timur Indonesia. Â Â
Sejak pindah ke kota pelajar itu, kos-kosan berwarna hijau sudah menjadi pilihannya. Meskipun terletak di daerah pemukiman yang ramai, namun letaknya agak jauh dari tetangga. Terpisahkan oleh sebuah bidang lahan kosong yang cukup besar. Sepi dan tenang, cocok untuk mahasiswa.
Total ada tujuh orang yang tinggal di sana. Selain Dito, ada Dian, Ramlah, Septi, dan Radit. Mereka semua adalah mahasiswa. Lalu ada juga seorang asisten rumah tangga. Namanya Kang Dullah.
Ibu kos bernama Mba Yayuk. Konon ia adalah Kemenakan dari pemilik rumah asli. Sepasang suami istri asal Magelang. Â
Setahun yang lalu, pasutri itu pulang kembali ke daerah asalnya. Syahdan, rumah yang mereka tempati disulap menjadi tempat kos-kosan. Mba Yayuk pun menjadi ibu kos dadakan.
Dito masih teringat pembawaan Mba Yayuk yang ramah, meskipun tidak banyak bicara. Dito juga masih ingat wajah Mba Yayuk. Seorang wanita Jawa dengan persona kecantikan yang memukau.