Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

BBS, Quiet Quitting di Zaman Bapakmu

16 September 2022   05:23 Diperbarui: 16 September 2022   05:27 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Quiet Quitting (QQ) lagi viral di Kompasiana. Setidaknya di grup perpesanan Kompasianer KPB. Adalah David Abdullah yang berulah. Dia berkata, dalam dua pekan terakhir delapan dari 10 artikel tentang QQ di-AU-kan admin.

Yo Weiss...

QQ sudah pasti adalah produk milenial. Artinya pegunduran diri seseorang secara diam-diam. Katanya sih untuk menjaga worklife balance dan merupakan bagian dari hustle culture.

Kalau kamu, kamu, dan kamu pusing dengan banyaknya istilah asing pada kalimat tersebut, maka kesimpulan Engkong Felix lebih mudah. QQ artinya cemen! Tidak heran jika tulisan si Engkong termasuk yang tidak di-AU-kan.

Engkong bisa saja mengumpat sambil jungkir balik, tetap tidak ngefek. Itu karena Engkong adalah warga Baby Boomers (BB) yang dinilai Mimin sebagai manusia yang tidak memahami QQ.

Namun, QQ juga bukan sepenuhnya milik milenial. Buktinya, "derita" ini pertama kali disuarakan oleh Kompasianer Merza Gamal. Beliaulah yang pertama kali menulis tentang fenomena QQ di Kompasiana.

Mungkin itu terkait dengan pengalaman pribadi beliau. Kners yang mengaku kakek ini sudah berulang kali dicuekin oleh Mimin K. Kendati demikian, beliau TETAP SEMANGAT! TERUS SEMANGAT!

Dengan demikian sodara-sodara, QQ memang bisa menerpa siapa saja. Mau tahu buktinya? Lihat saja Kners senior yang sekarang sudah entah dimana. Apalagi kalau bukan QQ. Mereka hanya tidak mengakuinya saja.

Terkait fenomena QQ yang sering di-AU-kan, itu juga mungkin karena admin-admin di Kompasiana sementara dalam proses terapi QQ. Ini patut dikhwatirkan sodara-sodara. Karena jika itu terjadi, BAHAYA! Tahu-tahu semua artikel di-AU-kan.

Nah, marilah kembali kepada dugaan bahwa Engkong sebenarnya tidak tahu apa itu QQ. Bagi kaum generasi BB, QQ itu tidak ada. Wong cari kerja aja susah, gimana caranya resign tanpa pemberitahuan.

Kendati demikian, Acek yang juga bagian dari generasi BB juga mengakui. Di zaman bapakmu dulu, ada cara untuk menjaga Work Life Balance. Tidak perlu berhenti bekerja, cukup rehat sejenak. Istilahnya adalah BBS.

Nah, inilah QQ versi generasi BB. Kalau capek ya BBS saja. Ngapain sampai harus ngambek. Cukup rehat saja. Lagipula BBS bisa dimana saja. Di kantor, di mobil, atau di tempat sepi.

Menariknya lagi, siapapun bisa diajak untuk BBS. Istri tersayang di rumah, teman kantor, atau si beestie. Sepanjang mereka tidak keberatan, why not?

Durasinya juga tidak perlu lama-lama. Tergantung stamina. Lima menit oke, setengah jam oke. Kalau bisa lebih panjang, beberapa jam juga bagus.

Di zaman Engkong dan Acek dulu, BBS itu sangat populer. Salah satu sebabnya karena belum ada gawai pintar yang bisa mengecek kerja. Jadinya, aktivitas yang satu ini bisa dilakukan tanpa gangguan.

Kalau kebutuhan biologismu membuncah, sisa bilang ke teman di kantor. "Eh, gua pergi visiting dulu, ya. Kalau perlu, tinggal pager aja coyyy..."

Itulah mengapa Engkong bilang jika kaum BB memang lebih tough dari milenial. Selalu ada jalan keluar dari masalah yang mampet. BBS itu hanya salah satu contoh.

Masih ada lagi beberapa, tapi sayangnya pengalaman acek hanya sebatas BBS saja. Mungkin Engkong lebih paham dengan istilah BB lainnya. Seperti mejeng, ngeceng, atau main kelereng.

Tapi, ada yang protes. Bukankah itu kurang gentle? Harus jujur dong. Nah, kurang gentle apa dengan tidak menjawab kalau ditanya. Atau tidak kerja jika tidak disuruh?

BBS adalah solusi yang sehat untuk kembali segar. Itu sudah melalui riset oleh para ahli kesehatan. Rehat sejenak tanpa harus mengambil liburan. Refresh sesaat tanpa harus resign.

Tunggu dulu, acek. Apa sih BBS itu?

Oh ya, acek lupa. Ada perbedaan antara istilah BBS di antara kaum milenial dan kolonial. Tapi sebenarnya sama saja. Bagi milenial BBS itu "Be Back Soon." Alias ntar gua balik. Sementara generasi BB mengartikannya sebagai Bobok-Bobok-Siang.

Iya, Bobok-Bobok-Siang. Bahasa KBBI nya adalah tidur-tidur siang. Bahasa londonya Taking a Nap. Kalau belum ngerti lagi BBS itu tidur-tidur di siang hari. Sudah paham?

"Woi, Acek. Emang gak ada arti lainnya?" Suara Om Mas Arief terdengar dari jauh.

"Gak ada," acek menjawab singkat.

Kalau memang ada lagi, coba deh jawab di kolom komentar. Biar milenial tahu arti lain dari BBS. Acek kan polos, seperti Romo Bob. Eh...

**

Acek Rudy for Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun