Quiet Quitting (QQ) lagi viral di Kompasiana. Setidaknya di grup perpesanan Kompasianer KPB. Adalah David Abdullah yang berulah. Dia berkata, dalam dua pekan terakhir delapan dari 10 artikel tentang QQ di-AU-kan admin.
Yo Weiss...
QQ sudah pasti adalah produk milenial. Artinya pegunduran diri seseorang secara diam-diam. Katanya sih untuk menjaga worklife balance dan merupakan bagian dari hustle culture.
Kalau kamu, kamu, dan kamu pusing dengan banyaknya istilah asing pada kalimat tersebut, maka kesimpulan Engkong Felix lebih mudah. QQ artinya cemen! Tidak heran jika tulisan si Engkong termasuk yang tidak di-AU-kan.
Engkong bisa saja mengumpat sambil jungkir balik, tetap tidak ngefek. Itu karena Engkong adalah warga Baby Boomers (BB) yang dinilai Mimin sebagai manusia yang tidak memahami QQ.
Namun, QQ juga bukan sepenuhnya milik milenial. Buktinya, "derita" ini pertama kali disuarakan oleh Kompasianer Merza Gamal. Beliaulah yang pertama kali menulis tentang fenomena QQ di Kompasiana.
Mungkin itu terkait dengan pengalaman pribadi beliau. Kners yang mengaku kakek ini sudah berulang kali dicuekin oleh Mimin K. Kendati demikian, beliau TETAP SEMANGAT! TERUS SEMANGAT!
Dengan demikian sodara-sodara, QQ memang bisa menerpa siapa saja. Mau tahu buktinya? Lihat saja Kners senior yang sekarang sudah entah dimana. Apalagi kalau bukan QQ. Mereka hanya tidak mengakuinya saja.
Terkait fenomena QQ yang sering di-AU-kan, itu juga mungkin karena admin-admin di Kompasiana sementara dalam proses terapi QQ. Ini patut dikhwatirkan sodara-sodara. Karena jika itu terjadi, BAHAYA! Tahu-tahu semua artikel di-AU-kan.
Nah, marilah kembali kepada dugaan bahwa Engkong sebenarnya tidak tahu apa itu QQ. Bagi kaum generasi BB, QQ itu tidak ada. Wong cari kerja aja susah, gimana caranya resign tanpa pemberitahuan.