Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepenggal Kisah di Masa Lalu dari Playboy Indonesia

11 September 2022   11:14 Diperbarui: 12 September 2022   10:00 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum si agen majalah berkomentar lebih jauh lagi, saya menjawabnya singkat. "Saya mau jadikan koleksi pribadi saja."

Itulah sekilas tentang kisah yang sedang hangat-hangatnya di zaman bapakmu. Majalah yang kumaksud adalah Playboy Indonesia.

Ini kisahnya...

Playboy Indonesia terbit perdana pada 7 April 2006. Sejatinya, majalah ini sudah menuang kontroversi jauh hari sebelum diterbitkan. Adalah beberapa ormas dan masyarakat anti pornografi yang gencar menentang.

Tapi Erwin Arnada, Pimred Playboy Indonesia tetap bersikeras dengan rencananya. Edisi pertama pun terbit, Andhara Early menjadi model sampul pertama majalah dan Kartika Oktavina Gunawan menjadi Playmate pertama dari Indonesia.

Alhasil, Erwin Arnada menuai kecaman keras. Ormas Front Pembela Islam (FPI) mendatangi kantor redaksi Playboy di Simatupang, Jakarta Selatan. Dengan unjuk rasa yang anarkis, mereka merusak Gedung AAF (Aceh Asean Fertilizer). Pemilik Gedung gerah dan meminta Playboy angkat kaki dari sana.

Koordinator FPI, Habib Alwi Usman bersikeras jika majalah Playboy harus ditarik dari pasar. Alasan utamanya karena dalam Bahasa Betawi, Playboy adalah bandot yang berarti pria yang merusak wanita dan anak-anak.

Kantor redaksi kedua berlokasi di perkantoran Fatmawati Mas, Jakarta Selatan. Di sini jauh lebih aman, karena lokasi tersebut dijaga oleh Masyarakat Betawi sekitar.

Di depannya terpajang poster yang bertuliskan, "Silahkan demo, tapi jangan anarkis." Komunitas Betawi yang menjaga di sana berkata bahwa mereka akan menjaga keamanan kompleks.

"Jika memang Playboy harus tutup, biarlah keputusannya dari pemerintah, jangan main hakim sendiri," ungkap salah satu tokoh Betawi.

Beberapa minggu setelah kejadian penyerangan FPI ke kantor Playboy, Erwin Arnada dipanggil polisi. Ia dijadikan tersangka oleh pihak Bareskrim Polri. Pihak kepolisian berkata pemanggilan Erwin terkait tuduhan yang dilayangkan kepadanya tentang pelanggaran pasal 282 KUHP Tentang Kesusilaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun