Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pertempuran 2 Raksasa, Alasan Harga Mi Instan Tidak Akan Naik

15 Agustus 2022   05:37 Diperbarui: 15 Agustus 2022   05:48 9968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertempuran 2 Raksasa, Alasan Harga Mie Instan Tidak Akan Naik (gambar: mediapijar.com)

Mengapa?

Harus diingat, dalam dunia bisnis ada istilah persaingan tidak langsung. Sebuah merek mie instan tidak hanya bersaing dengan merek lainnya. Mereka juga bersaing dengan nasi padang, bakso, dan siomay.

Jika harga mie instan naik secara drastis, dikhwatirkan para penggemar mie instan akan mengalihkan kebiasannya. Indomie, Mie Sedaap tidak akan membiarkannya.

Sekali lagi, mengapa?

Penurunan market share Indomie sebesar 15% adalah sebuah bencana industri. Sribugo Suratmo, mantan Ketua Umum Asosiasi Biskuit, Roti, dan Mi Instan (Asrim) mengatakan bahwa mendapat pangsa pasar 2% saja, sebuah perusahaan mie instan sudah bisa hidup.

Ini terkait dengan besarnya pasar mie instan di Indonesia. Menurut World Instant Noodles Association, pada 2021 Indonesia adalah negara kedua terbesar di dunia dalam hal konsumsi mie instan.

Jumlahnya setara dengan 13,27 miliar bungkus. Terbesar adalah China dengan 43,99 miliar bungkus. Jumlah konsumsi mie instan Indonesia naik sebesar 4,98% dari tahun lalu. Dan dalam lima tahun terakhir, pasar ini terus bertumnbuh.

Dalam mata uang, total 13,27 miliar itu setara dengan US$ 3,03 milliar. Atau 43,9 triliun rupiah dalam setahun (kurs: Rp.14.500). Amazing!

Sekali lagi masyarakat tidak perlu khwatir akan isu kenaikan harga mie instan. Melihat sejarah pertempuran dua raksasa mi instan, mereka benar-benar tidak rela jika pangsanya tergerus.

Lebih baik menjual rugi, menahan nafas sebentar, hingga harga dan supply gandum internasional kembali normal, daripada kehilangan konsumen.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun