Yang kedua, mulailah belajar untuk mengurangi beban utang. Kalau belum mampu melunasi yang besar, mulai dulu dari yang kecil. Apalagi yang memiliki beban bunga yang besar, seperti kartu kredit.
Ketiga, untuk cicilan yang jumlahnya besar, alokasikan dana bulanan. Jika perlu, di tabungan sudah tersedia minimal dua bulan saldo pendebetan. Untuk menjaga-jaga saja, adaikan kondisi mulai terasa sulit.
Jangan Menambah Utang Baru
Tiga dekade yang lalu, saya kaget mendengarkan kabar bahwa si Leo mampu membeli rumah secara cash. Padahal saat itu, saya masih berjibaku mencicil rumah.
Ternyata si Leo telah menabung sebelum membeli. Pendapatan utamanya ia alokasikan sebagian untuk kebutuhan rumah tangga. Pendapatan lain ia sisihkan sebagai tabungan.
Leo berprinsip, daripada harus kredit, mending mulai menabung untuk membeli sesuatu yang bernilai tinggi. Paling tidak jika ada sesuatu yang lebih penting, dana yang sudah dianggarkan, bisa dialokasikan sementara waktu.
Jangan Memberikan Pinjaman
Jangan harap meminjam uang dari Leo. Ia lebih baik menyakiti hati daripada harus bermusuhan. Leo juga tidak pernah meminjam duit, karena baginya ia tidak mau membalas budi.
Ia lebih suka membantu orang yang kesusahan dengan memperkenalkannya dengan lembaga peminjam. Selanjutnya, biarlah bank atau koperasi yang bekerja sesuai dengan fungsinya.
Saya beberapa kali menemukan kasus, di mana seseorang hidupnya susah, karena harus menanggung utang yang bukan miliknya. Itu berbahaya. Leo ada benarnya juga sih, tidak memberi pinjaman bukan berarti akan kehilangan sahabat.
Asuransi
Hidup tidak selamanya indah. Terkadang musibah datang tanpa diharapkan. Dalam kasus ini, asuransi akan berguna sebagai bumper. Banyak jenis asuransi, tapi bagi leo, cukup membeli apa yang dibutuhkan.
Tiga yang teratas adalah asuransi kepemilikan (rumah dan kendaraan bermotor), asuransi kesehatan, dan asurasi jiwa. Cobalah mulai mencari sesuai kebutuhan, jangan berlebihan.
Di zaman now, ada juga asuransi yang berfungsi sebagai investasi. Boleh-boleh saja, tapi bagi saya asuransi harus kembali kepada fungsi aslinya, sebagai penjamin jika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi. Bukan sebagai investasi, apalagi mengharapkan profit.