"Iya, tentu saja," George membalas pertanyaan Ali.
"Saya ingin berjumpa dengannya? Saya sudah bertemu presiden, saya sudah bertemu raja, ratu. Tapi, Bruce Lee adalah orang yang paling ingin saya temui," Ali lanjut berbicara.
Singkat cerita, George Dillman langsung menghubungi Bruce Lee dan menyampaikan keinginan Ali. Tanpa banyak basa-basi, Bruce lagsung menyanggupinya.
Bukan hanya itu, Bruce ternyata juga memiliki keinginan yang sama. Ia mengidolakan Ali.
"Oh ya tentu, saya ingin bertemu denganya. Saya mengidolakannya," jawaban Bruce dari ujung telpon.
Kesepakatan sudah terjadi, hanya sisa waktu yang perlu disepakati. Setalah itu, Bruce Lee pergi ke Hong Kong dan tidak pernah lagi kembali.
Kedua petarung jenius ini saling mengidolakan. Mereka tidak pernah bertemu satu sama lain. Tetapi tanpa banyak orang ketahui, sebenarnya sudah ada benang merah yang terhubung di antara keduanya.
Sebuah kisah menarik membuktikannya. Kejadiannya pada bulan Mei 1976. Â
Pada saat itu, Richard Dunn seorang petinju amatir dari Inggris dengan sesumbar menantang Muhammad Ali. Di luar dugaan Ali menyanggupinya. Padahal Dunn bukanlah siapa-siapa. Keinginan yang ia sampaikan hanya karena ia tidak punya uang untuk membayar sparring partner.
Pertandingan pun dilakukan di Munich, Jerman. Ali datang sebagai juara dunia kelas berat versi WBA dan WBC. Dunn yang berlatar belakang sebagai seorang pekerja bangunan tentu kalah kelas.
Memang pada akhirnya Ali berhasil menjatuhkan Dunn dengan TKO pada ronde kelima. Tapi, itu tidaklah mudah. Sesaat sebelum Dunn terjatuh, sang juara dunia tersebut sempat kewalahan dengan serangan agresif lawannya.