Dalam sambutannya, Supriyadi, Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Kemenag mengatakan jika Api merupakan simbol penerangan dan semangat mengobarkan kebajikan.
Api Dharma Mrapen
Titik sumber api Mrapen ini telah ada sejak ratusan tahun lalu. Disebutkan abadi, karena ia selalu memancarkan api biru yang tak pernah padam.
Namun, pada September 2020 lalu terdapat sebuah kejadian langka. Untuk pertama kalinya titik api padam. Hal ini menarik perhatian Pemda Jawa Tengah.
Gubernur Ganjar Pranowo tidak tinggal diam dan memerintahkan para ahli Geologi untuk bahu membahu menghidupkannya kembali. Akhirnya, api yang padam selama enam bulan, kembali menyala pada bulan April 2021.
Para ahli geologi memperkirakan padamnya api abadi disebabkan oleh aktivitas pengeboran sumber mata air yang berada di areal sekitar sana. Kendati demikian, itu masih dugaan dan belum bisa dinyatakan pasti.
Legenda Api Abadi Sunan Kalijaga
Cerita Api Abadi Mrapen berkembang di masyarakat dan dikisahkan secara turun temurun. Konon eksistensi lokasi Api Abadi telah ada pada masa akhir Kerajaan Majapahit.
Kisah dimulai pada saat Kesultanan Demak telah berhasil menaklukkan Kerajaan Majapahit. Sunan Kalijaga yang berehat di sana lalu mencari sumber mata air untuk pasukannya.
Saat ia menancapkan tongkatnya di tanah, bukannya air yang menyembur keluar, tapi justru api yang diyakini sebagai cikal bakal Api Mrapen.
Api Abadi Mrapen tidak hanya digunakan untuk perayaan Waisak saja. Tapi, juga sebagai sumber api pada perhelatan pesta olahraga akbar sejak Ganefo pada 1963 hingga Asian Games 2018 lalu.