Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Gold Finger, Reuni 20 Tahun Andy Lau dan Tony Leung Setelah "Infernal Affairs"

28 April 2022   20:29 Diperbarui: 28 April 2022   20:32 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Gold Finger, Reuni 20 Tahun Andy Lau dan Tony Leung setelah Infernal Affairs (gambar: republika.co.id)

Dua aktor legendaris Hong Kong dikabarkan akan segera reuni dalam satu panggung. Andy Lau dan Tony Leung akan bermain dalam film yang sama setelah film terakhir mereka 20 tahun yang lalu.

Belum ada kejelasan lebih jauh mengenai sinopsis dari The Gold Finger, judul film yang akan mempertemukan keduanya.

Dalam sebuah keterangan pers pada awal tahun 2022 ini, dikabarkan jika Tony Leung sangat antusias dengan proyek tersebut.

Senada dengannya, Andy Lau juga tidak kalah gembira. Ia berkata jika Tony merupakan lawan main yang sangat cocok dengannya.

Pertemuan kedua legenda ini memang sangat dinanti-nantikan oleh para penggemar sineas. Sebabnya dua film terakhir mereka Infernal Affairs 1, 2 (2002-2003), disebutkan sebagai keajaiban box office film Hong Kong.

Idenya orisinil, plotnya menarik, dan konfliknya unik.

Tidak ada aksi baku tembak ala Chow Yun-fat, atau jurus bela diri ala Jet Li. Sebaliknya, ketegangan film ini justru berasal dari plot dan juga dialog ala psychology thriller. Sesuatu yang berbeda dari film aksi Hong Kong pada umumnya.

Infernal Affairs seyogyanya adalah sebuah film action khas Hong Kong. Melibatkan dua musuh bebuyutan, polisi dan mafia. Namun di tangan sutradara Andrew Lau dan Alan Mak, konflik yang biasa lantas dibuat rumit.

Nyatanya berhasil! Kerumitan yang dimunculkan bukanlah alur cerita, tapi dari situasi pelik yang harus dihadapi oleh kedua tokoh utama.

Adalah Yan (Tony Leung). Ia adalah polisi muda yang berbakat. Namun, ia memilih jalan hidup yang berbeda. Ia menerima tawaran atasannya, Wong (Anthony Wong) menjadi mata-mata pada sebuah organisasi kriminal.

Resikonya besar, Yan menyadari jika itu bisa saja menjadi tiket satu arah baginya. Apalagi satu-satunya orang yang tahu keberadaannya hanyalah Wong atasannya.

Lain lagi dengan Ming (Andy Lau). Ia adalah anak muda brilian yang direkrut oleh organisasi mafia. Tapi, bukan sebagai anggota geng, melainkan sebagai polisi. Tugasnya adalah menyuplai informasi kepada Sam, ketua mafia yang diperankan oleh Erick Tsang.

Syahdan beberapa tahun berlalu, baik Yan dan Ming sudah mulai terbiasa dengan pekerjaannya masing-masing. Tugas penyamaran bukanlah hal yang mudah. Selain beresiko kehilangan nyawa, kejiwaan mereka juga terganggu.

Penugasan Yan kelewat panjang. Ia akhirnya harus terbiasa dengan kehidupan jalanan, namun jiwanya sebagai polisi membuatnya rentan dengan segala bentuk kekerasan. Nuraninya terusik.   

Sementara Ming yang brilian, karirnya naik secepat kilat. Ia merasa nyaman pada posisinya. Tapi, Ming juga terjepit di antara kewajiban sebagai anggota geng dan moralitas polisi yang harus dijunjung tinggi.

Adapun Wong dan Sam adalah musuh bebuyutan. Masing-masing dari mereka memiliki ambisi untuk saling melenyapkan. Uniknya, kedua orang ini tahu jika pihak lawan telah menanam informan ke dalam unitnya.

Namun, seperti kata pepatah, sepandai-pandainya bajing meloncat, ia akan terjatuh juga. Penyamaran masing-masing akhirnya terbongkar satu sama lain.

Lalu, konflik baru pun muncul. Wong, atasan Yan mati terbunuh. Meninggalkan dirinya tanpa status dan jaminan. Yan seperti terperangkap di dalam jurang dalam tak bertepi.

Adapun Ming yang mulai ketagihan dengan statusnya sebagai polisi terhormat, tidak ingin jati dirinya terbongkar. Ia tidak ingin berakhir di penjara atau mati terbunuh oleh anggota geng.

Belum lagi, Ming sebenarnya memiliki dendam pribadi dengan Sam. Tentang urusan cinta segitiga yang akan terungkap pada seri ketiga. Akhirnya Ming membelot setelah berhasil menjebak Sam.

"Derita Tanpa Akhir." Kutipan ini direncanakan menjadi judul asli dari film. Namun, karena pertimbangan lain, akhirnya berubah menjadi Infernal Affairs.

Sebuah kutipan dari Sang Buddha tentang neraka Avicci (neraka terbawah) menjadi kalimat pembuka dalam film ini. Menggambarkan suasana religi terhadap makna dari cerita.  

Bagaimana di dalam dunia, hitam dapat menjadi putih. Dan sebaliknya, putih tidak selamanya putih.

Konflik internal yang disuguhkan menggambarkan hal ini. Yan yang seharusnya malaikat akhirnya terjebak ke neraka. Sementara Ming yang seharusnya iblis, justru berhasil memporak-porandakan surga.

Saya sulit membayangkan jika Infernal Affairs tidak diperankan oleh Andy Lau dan Tony Leung. Apakah kualitas film akan menjadi sama? Entahlah.

Dua dekade telah berlalu. Kedua aktor ini masih aktif di dunia perfilman. Karir mereka merambah hingga ke industri film internasional.

Andy Lau pernah beradu peran dengan William Dafoe dan Matt Damon dalam film The Great Wall (2016). Sementara Tony Leung bikin heboh dalam film Marvel, Shang Chi and The Legend of Ten Rings (2021).

Rasanya sudah tidak sabar menunggu film The Gold Finger. Meskipun trailer, sinopsis, bahkan waktu penayangannya belum keluar, tidak susah menebak arah sutradara Felix Chong yang juga bertindak sebagai penulis kisah The Infernal Affairs.

Bagi saya sebagai seorang penggemar film aksi, The Gold Finger pasti mengisi ekspektasi saya. Bukan karena alur kisah, tapi karena kematangan akting dari kedua aktor legendaris ini.

Bahkan jika ternyata The Gold Finger ternyata bertema cinta romantis, saya pun tidak berkeberatan. Karena kedua aktor kesayangan saya ini sudah pernah terlibat dalam film melodrama yang berjudul; The Days of Being Wild (1990). Dan seperti biasa, keren banget!  

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun