Sebuah kutipan dari Sang Buddha tentang neraka Avicci (neraka terbawah) menjadi kalimat pembuka dalam film ini. Menggambarkan suasana religi terhadap makna dari cerita. Â
Bagaimana di dalam dunia, hitam dapat menjadi putih. Dan sebaliknya, putih tidak selamanya putih.
Konflik internal yang disuguhkan menggambarkan hal ini. Yan yang seharusnya malaikat akhirnya terjebak ke neraka. Sementara Ming yang seharusnya iblis, justru berhasil memporak-porandakan surga.
Saya sulit membayangkan jika Infernal Affairs tidak diperankan oleh Andy Lau dan Tony Leung. Apakah kualitas film akan menjadi sama? Entahlah.
Dua dekade telah berlalu. Kedua aktor ini masih aktif di dunia perfilman. Karir mereka merambah hingga ke industri film internasional.
Andy Lau pernah beradu peran dengan William Dafoe dan Matt Damon dalam film The Great Wall (2016). Sementara Tony Leung bikin heboh dalam film Marvel, Shang Chi and The Legend of Ten Rings (2021).
Rasanya sudah tidak sabar menunggu film The Gold Finger. Meskipun trailer, sinopsis, bahkan waktu penayangannya belum keluar, tidak susah menebak arah sutradara Felix Chong yang juga bertindak sebagai penulis kisah The Infernal Affairs.
Bagi saya sebagai seorang penggemar film aksi, The Gold Finger pasti mengisi ekspektasi saya. Bukan karena alur kisah, tapi karena kematangan akting dari kedua aktor legendaris ini.
Bahkan jika ternyata The Gold Finger ternyata bertema cinta romantis, saya pun tidak berkeberatan. Karena kedua aktor kesayangan saya ini sudah pernah terlibat dalam film melodrama yang berjudul; The Days of Being Wild (1990). Dan seperti biasa, keren banget! Â
**
Acek Rudy for Kompasiana