Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mensetneg Unggah Gelar 6 Presiden RI, Apa yang Kamu Pikirkan tentang Jokowi?

17 April 2022   13:17 Diperbarui: 17 April 2022   13:35 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mensetneg Unggah Gelar Bagi 6 Presiden RI, Apa yang Kamu Pikirkan tentang Jokowi? (gambar: pemimpin.id)

Mungkin bisa dimaklumi, sebabnya terlalu mudah menyalahkan presiden yang sedang menjabat atas susah-susahnya hidup ini. Tapi, perlu dipahami jika apa yang kita ucapkan itu adalah refleksi dari batin kita.

Mungkin kisah di bawah ini bisa membuka mata hati.

Alkisah ada seorang guru yang sangat bijaksana. Setiap hari, rumahnya ramai tamu berkunjung. Mulai dari rakyat jelata hingga keluarga raja. Tujuan kedatangan mereka adalah untuk meminta nasehat atas kehidupan.

Meskipun terkenal, sang guru tidak pernah sombong. Ia melayani semua tamu sama dan sederajat. Tidak ada satu pun yang luput dari perhatiannya.

Di samping rumah sang guru, tinggallah seorang saudagar kaya. Dengan banyaknya tamu yang hadir setiap hari, si saudagar merasa ketenangannya terusik.

Awal-awalnya ia hanya menggerutu. Namun, lama kelamaan berubah menjadi kebencian.

Setiap kali melihat wajah sang guru, dirinya merasa muak. Ia ingin muntah. Baginya, si guru ini tiada lain adalah sosok yang sombong, ingin pamer, dan senang melihatnya menderita.

Suatu hari kemarahan sang saudagar sudah tidak terbendung lagi. Berbagai masalah yang ia hadapi tidak bisa lagi ia tampung.

Lalu, kakinya melangkah menuju rumah sang guru bijaksana. Si saudagar merasa sekarang waktunya untuk melepaskan semua unek-uneknya.

"Saya muak melihatmu, wahai orang tua. Dalam bayangku dirimu tiada lain adalah seekor babi. Bau, kotor, dan tidak tahu diri," demikian ungkap si saudagar dengan penuh emosi.

Mendengar makian si saudagar, murid-murid sang guru marah. Mereka ingin bertindak, tapi sang guru mencegahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun