Jadi, Jokowi menandai era ketujuh pemerintahan. Pembelajaran hidup marak menandai. Tapi, sulit-sulitnya kehidupan bukan berarti penderitaan. Setiap bangsa harus melewati jalan terjal untuk menuju kejayaan.
Nah, era ketujuh menandai hal tersebut. Lalu bagaimana dengan era kedelapan?
Menurut Numerologi, angka 8 adalah infiniti. Sesuatu yang luar biasa besar dan tanpa batas. Jadi, asumsiku era kedelapan adalah masa bagi Indonesia untuk lepas landas.
Dengan demikian, siapa pun presidennya seharusnya kita serahkan saja kepada suara mayoritas rakyat. Toh, jika berdasarkan energi Numerologi, seharusnya demikian adanya.
Mengenai yang dikira jagoanku. Sejujurnya sampai sekarang belum ada.
Saat kita sedang berada di bilik suara pada 2019 silam, saya sendiri tidak yakin masalah yang kita hadapi saat ini berada pada pucuk pikiran.
Tentu, ekspektasi yang tinggi agar kondisi bangsa ini membaik berada pada saat kita mencoblos.
Pun halnya pada saat gigi gemetaran melihat harga bahan pokok yang meroket. Rasanya penyesalan tiada gunanya.
Jadi jika 2024 nanti, jagoan kita tidak sesuai ekspektasi, janganlah menyesali. Mungkin sebagian dari kita bisa berkata, "andaikan jagoanku yang menjabat, tentu tidak begini."
Atau tetiba cinta lama bersemi kembali. Megingat zaman bapakmu, hingga presiden-presiden masa lalu. Padahal semuanya sudah lewat. Maklum lebih mudah menyalahkan Presiden yang sedang menjabat.
Makanya ramalan Joyoboyo selalu dicari. No-To-No-Go-Ro, Ratu Adil, dan Satrio Piningit. Semuanya adalah refleksi dari keadaan sosial yang rasanya tidak pernah bertepi.