Pandemi dianggap sebagai momen yang tepat untuk memperlihatkan dunia, bahwa China punya cara tersendiri dalam menjalani hidupnya.
Dari sisi politik, Xi Jinping akan semakin kuat sebagai tokoh sentral. Bersama Partai Komunis China, ia adalah sosok yang patut diperhitungkan, baik di dalam negeri maupun di dunia internasional.
Jadi, setidaknya Zero Covid masih akan terus berlangsung hingga Presiden Xi mengukuhkan kekuasaannya. Jika Covid menyebar secara masif di China, tiada bedanya dengan menampar wajah sang pemimpin tertinggi ini.
Apakah Strategi Zero Covid ini efektif?
Mungkin bagi negara iya, tapi banyak juga yang menentangnya. Dari luar negeri, banyak yang skeptis. Amerika memandang tidak mungkin penularan kasus Covid bisa dikekang, khususnya varian Omicron yang menyebar dengan cepat.
"Menghentikan Omicron sama seperti menghentikan angin," ungkap Dr. Michael Osterholm dari Pusat Penelitian Kebijakan Penyakit menular Amerika Serikat.
Senada dengan Dr. Osterholm, Dale Fisher dari National University Singapore menyarankan agar China sebaiknya berbenah. Baginya praktik Lockdown akan menimbulkan efek domino yang lebih besar, khususnya ekonomi.
Penolakan juga datang dari dalam negeri. Dr. Zhang Wenhong, direktur penyakit menular dari Rumah Sakit Shanghai mengunggah tulisan di media sosial;
"Banyak yang percaya jika Corona tidak akan berakhir. Menerima hidup berdampingan dengannya adalah jalan terakhir."
Dr. Zhang adalah pakar medis yang dikenal sebagai pendukung pemerintah. Namun, unggahannya pada 2021 saat varian Delta mulai merebak, membuat pemerintah China berang.
Secaara resmi, harian People's Daily milik pemerintah membantah teori Dr. Zhang. Tertulis;