Beberapa hari kemudian, Daeng Bahar memperbaiki rumahnya. Genteng diganti, rumah dicat sehingga kelihatan baru.
Saat sedang beristirahat, Daeng Bahar dihampiri cucunya. Sepiring kue diberikan kepadanya. Berasal dari pemberian istri Daeng Mawang.
Daeng Bahar pun langsung melahapnya, dengan segala konsekuensi yang sudah ia ketahui. Hingga kejadian tersebut menimpanya. Ia terkena penyakit aneh yang bukan sejenis Covid.
"Saya heran, mengapa ada saja orang seperti Daeng Mawang yang selalu sirik melihat tetangganya bahagia."
Setan tidak pernah insaf. Mungkin itu yang ingin disampaikan oleh Daeng Bahar kepadaku.
**
Acek Rudy for Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H