Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Volodymyr Zelensky, Mantan Pelawak yang Lawakannya Tidak Lucu Lagi

26 Februari 2022   05:15 Diperbarui: 26 Februari 2022   06:10 2413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

)

Kantor kepresidenan Ukraina sedang panik. Ini terjadi sebelum Rusia melakukan operasi militernya. Volodymyr Zelensky baru saja terpilih sebagai presiden, dan ia bingung bagaimana mengurus negara.

Suatu hari ia kedatangan Menteri Pertahanan, yang merupakan sahabat lama sang presiden. Sang Menteri panik, ia tidak tahan dengan segala tekanan terhadapnya atas anggaran militer yang membengkak.

Dengan tenang Zelensky memberikannya obat penenang, dan menyuruhnya pergi.

Tak lama kemudian, Menteri Keuangan masuk. Dengan bawelnya, ia mengeluh kepada Zelensky tentang kondisi perbankan yang sudah gawat. Gayanya masih ceriwis, seperti saat ia belum bercerai dari Zelensky.

Dengan tenang Zelensky pun memberikannya obat penenang, dan menyuruhnya pergi.

Terakhir adalah Menteri Luar Negeri. Ia juga adalah sahabat Zelensky. Putus asa karena tidak tahu bagaimana berbicara di depan publik, ia menghadap ke sang presiden.

Seperti biasa, obat penenang pun diberikan. Sang Menteri pun pergi meninggalkan kantor Kepresidenan.

**

Tiga kisah di atas bukanlah hoax. Benar-benar "terjadi" di kantor Kepresidenan Ukraina. Tepatnya pada tahun 2015. Saat film The Servant of The People (Sluha Narodu) menjadi hits di media televisi.

Serial televisi tersebut digemari karena berbentuk komedi satir tentang kondisi pemerintahan yang korup. Zelensky yang menjadi produser sekaligus pemeran presiden pun menjadi terkenal.

Hanya dalam waktu dua tahun, serial ini telah ditonton oleh 22,7 juta pemirsa di Youtube. Meskipun mendapat sambutan yang baik dari rakyat Ukraina dan warga dunia, tetap saja Zelensky tidak puas.

Kritikan dan sindiriannya tidak dapat mengubah peta politik Ukraina yang korup. Akhirnya Zelensky pun memutuskan untuk terjun ke dunia politik pada 2018. Ia membentuk partai politik dan membiayainya sendiri.

Nama yang ia pilih sesuai dengan judul filmnya, "Servant of The People." Artinya "Pelayan Rakyat."

Setelah satu tahun mendirikan partai Servant of the People, Zelensky pun mencalonkan diri sebagai presiden. Keptusannya menghebohkan rakyat Ukraina.

Bukanlah perkara mudah melawan petahana, Petro Poroshenko. Sosok yang ia singgung dalam lawakannya.  

Sang petahana juga menganggap remeh lawannya. Zelensky tidak punya pengalaman dalam dunia politik. Tapi, mungkin Poroshenko tidak pernah melihat film Servant of The People.

Dalam serial tersebut, disebutkan jika Zelensky adalah mantan guru sejarah. Dalam pemilu, ia berhasil meraup 67% suara. Konsepnya sederhana, rakyat telah muak dengan segala praktik oligarki pemerintah.

Nyatanya itulah yang terjadi pada pemilu Ukraina 2019. Kepercayaan publik terhadap pemerintahan Poroshenko telah menurun. Atas dasar alasan yang sama, sudah muak dengan korupsi dan nepotisme.

Zelensky dianggap sebagai pilihan yang lebih baik. Visi-misinya terhadap negara telah ia kisahkan dengan sangat jelas melalui filmnya. Meskipun itu hanyalah lawakan.

Pada 21 April 2019, prediksi dalam serial Servant of The People pun menjadi kenyataan. Bahkan lebih baik lagi. Zelensky berhasil meraup suara sebanyak 73%. Lawannya, Poroshenko hanya berhasil mengumpulkan 24,4% saja.

Pada 20 Mei 2019, Zelensky pun dilantik menjadi presiden Ukraina.

Dua tahun telah berlalu setelah Zelensky menjadi presiden Ukraina. Dengan segala pengalaman dan keahlian politik yang ia miliki, kini negaranya dalam bahaya. Rusia telah mengerahkan pasukannya untuk menyerbu Ukraina.

Pemerintahan Zelensky tidak bisa berbuat banyak. Meskipun aksi Rusia mendapat banyak kritikan, dan Ukraina mendapat banyak dukungan, tapi tidak ada yang benar-benar membantu.

Negara-negara barat hanya duduk diam, mengirimkan helm dan senjata. Mereka enggan terlibat.

Zelensky pun duduk termenung. Ia merasa sepi sendiri, ditinggalkan oleh sekutu-sekutunya yang ia kira akan membantunya. Nyatanya tidak demikian.

Mungkin saja dunia lupa jika Zelensky dan partai Servant of The People sudah bukan tontonan lagi. Ia telah berwujud nyata dan berada di Ukraina. Menentukan masa depan rakyatnya yang kini terancam bahaya.

Entah apakah rakyat Ukraina menyesal telah memilih Zelensky. Tapi, bisa saja Zelensky-lah yang menyesal terjun ke dunia politik yang kejam.

Komedinya tidak cukup untuk mengubah kehidupan di Ukraina. Sindirannya tajam, tapi tidak sebanding melawan Putin yang tidak pernah bercanda.

Hingga jika akhirnya ia menyerah, dan dibawa ke Rusia, Putin mungkin akan berujar kepadanya; "Lawakanmu sama sekali tidak lucu!"

Semoga perang di Ukraina akan segera berakhir dan membawa perdamaian di sana. Karena konflik yang berkepanjangan akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan oleh masyarakat dunia.

**

Referensi: 1 2 3

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun