Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Vonis Herry Wirawan, Kebiri Bukan Hanya Hukuman, Banyak Fungsinya

17 Februari 2022   06:17 Diperbarui: 17 Februari 2022   06:19 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Praktek kebiri sendiri sudah dikenal sejak dahulu kala. Diketahui sebagai salah satu praktik yang paling kuno. [3]

Yang paling umum adalah untuk menghukum penjahat atau memberi pelajaran kepada musuh.

Di China, pengebirian sudah dikenal sejak 4000 tahun lalu (Dinasti Hsia, 2205 SM). Mereka yang dikebiri adalah pasukan musuh yang ditahan.

Selain itu, juga dijadikan sebagai hukuman bagi para penjahat berbahaya, atau bagi tentara dan pejabat kerajaan yang dianggap tidak mengindahkan perintah Kaisar.

Di Mesir Kuno penis musuh dianggap sebagai piala. Di bekas reruntuhan Kuil Karnak Mesir, terdapat monumen dari tahun 1225 SM yang mencantumkan daftar 13.000 penis musuh yang dipotong.

Sementara orang Yunani kuno biasanya mengebiri para budak sebelum dijual dengan harga tinggi.

Di dunia modern, Denmark menjadi negara pertama yang menerapkan hubungan kebiri fisik (1929). Caranya adalah melalui operasi bedah, sebelum berubah menjadi kebiri kimia pada 1973.

Salah satu hukuman pengebirian kimia yang paling terkenal adalah bapak komputer Alan Turing. Dia dikebiri pada 1952 karena dianggap melakukan kejahatan homoseksual.

Dua tahun setelahnya, Alan mati bunuh diri setelah memakan apel yang disuntik sianida. Konon logo Apel dari perusahaan Apple mendapat ilham dari aksi bunuh diri bapak komputer ini.

Seiring waktu, praktik kebiri lantas beralih fungsi. Di China ada golongan kasim, sekelompok orang-orang terhormat yang bekerja di dalam lingkar kerajaan.

Mereka mengebiri dirinya atas dasar sukarela dan pengabdian kepada Kaisar. Memotong penis dianggap sebagai lambang kesetiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun