Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wahai Para Wanita, Teruslah Berpenampilan Seksi

9 Februari 2022   05:41 Diperbarui: 9 Februari 2022   05:53 5066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya pria yang senang dengan wanita seksi, kaum hawa pun senang jika mendapatkan predikat seksi.

Lha, seksi itu bukan berarti buka-bukaan lho. Bercelana panjang, baju sebadan, tidak ada kulit yang terlihat. Ini juga masuk dalam kategori seksi.

Sebabnya, seksi atau tidak, itu murni adalah masalah perspektif.

Mari kita mulai dari versi KBBI. Seksi adalah; merangsang rasa berahi (tentang bentuk badan, pakaian, dan sebagainya).

Itulah mengapa banyak yang keblingeran tatkala mendengar kata seksi. Lobus Frontal langsung tidak bekerja. Sistem Limbik mengambil alih atas respons perilaku tak senonoh dan emosional yang keblingeran.

Tapi, stop dulu! Keblingeran tidak harus selamanya liweran. Berahi itu normal selama masih dalam tahap wajar. Jika tidak, maka mahluk yang namanya manusia akan punah.

No Sex No Baby, benar bukan?

Tuhan menciptakan manusia dengan dua jenis kelamin berbeda. Pria dan Wanita. Ajaran Samaria memiliki personifikasi Adam dan Hawa dengan begitu jelasnya. Pun halnya dengan berbagai macam budaya lainnya, mereka punya klasifikasi berkelas tentang versi lelaki dan wanita pertamanya di dunia.

Secara alamiah sifat pria dipersepsikan sebagai maskulin. Terlahirkan untuk bertahan hidup dengan karakternya yang agresif. Sementara sifat-sifat dasar wanita disebut sebagai feminin. Nalurinya adalah menjaga kelangsungan hidup.

Kedua sifat ini sangat bertolak belakang, namun saling membutuhkan. Bagaikan magnet, dua kutub akan menyatu dengan sendirinya jika dipertemukan. Tidak terpisahkan.

Untuk itulah maka harus ada ketertarikan. Wanita mencari pria yang bisa melindungi, yang bisa memberikan rasa aman.

Sementara pria mendambakan wanita yang bisa menyayangi. Menunjukkan cintanya yang besar kepada dirinya dan juga keluarga.

Untuk itulah wanita berdandan. Senantiasa menjaga penampilan. Termasuk perawatan diri, make up, hingga berpakaian seksi (menarik). Semuanya dilakukan berdasarkan nalurinya untuk menjaga kelangsungan hidup.

Tapi, disinilah letak permasalahannya. Persepsi penampilan wanita menimbulkan dualisme. Sang wanita harus mampu mempertahankan hakikatnya sebagai mahluk feminin, tampil prima untuk menarik perhatian pria.

Namun, pada sisi yang berbeda, ia juga harus mampu mempertahankan diri dari ancaman. Menjaga martabat keluarga, menjauhi omongan orang, hingga yang paling serius, menghindari diri dari ancaman pelecehan seksual.

Sejujurnya dualisme ini sangat membingungkan. Sebabnya, masyarakat telalu cepat menilai penampilan seorang wanita. Jika telalu tertutup, dibilang terlalu takut. Jika terbuka, akan mendapatkan label murahan.

Padahal, setiap wanita memiliki hak atas tubuhnya dan juga penampilannya, tanpa perlu intervensi dari lelaki.

Tampil seksi (menarik) adalah hak prerogatif wanita. Dan itu sangat bermanfaat dari sisi psikis, psikologis, hingga juga kesehatan.

Jadi, wahai para wanita, janganlah pernah meragukan siapa dirimu. Karena setiap dari kamu adalah mahluk surgawi yang pantas dihargai.

Berpenampilan menarik dengan make-up bukanlah dosa besar. Berpakaian seksi sebagaimana kepribadianmu, bukanlah masalah besar.

Karena Anda perlu menunjukkan siapa dirimu yang sebenarnya. Kamu perlu menunjukkan jati dirimu sebagai mahluk terseksi di dunia.

Kalaupun ada lelaki yang datang menggodamu, menghinamu, bahkan melecehkanmu, itu adalah salah mereka.

Kamu perlu menunjukkan sifat aslimu, tanpa perlu ada yang ditutup-tutupi. Biarkanlah para lelaki yang menghargaimu, yang menyanyangimu, yang mencintaimu-lah yang akan datang kepadamu.

Jika ada lelaki yang tertarik secara seksual dengan kamu, itu wajar saja. Namun, bukanlah hak mereka untuk memandang rendah dirimu.

Jika ada lelaki yang menyalahkanmu atas nafsu mereka yang kebangetan, katakanlah bahwa mereka punya hak atas kesadaran. Bahwa manusia memiliki martabat untuk menjaga moralitas.

Katakanlah kepada mereka, bahwa tubuhmu adalah milikmu. Hingga waktunya, ia akan menjadi milik kaum lelaki. Dan ia adalah suamimu yang beruntung, bukan pria jalang yang mengonggong di jalan.

Jika kemudian mereka tidak pernah berhenti, janganlah salahkan diri atas penampilanmu yang menarik. Karena dasarnya lelaki memang mata keranjang.

Mereka tidak akan pernah berhenti, meskipun kepalamu gundul atau tubuhmu tak lagi unggul.

Engkau berhak atas keromantisan. Seorang pria yang memujimu dengan tulus. Tentang betapa menariknya dirimu. Biarkanlah yang lain gigit jari, agar mereka tahu bahwa wanita bukanlah simpanan, apalagi mainan.

Ketika engkau menolak mereka, tidak perlu berhenti melangkahkan kaki. Mereka memang pantas ditolak. Wanita bukanlah objek, dan lelaki tidak semuanya penakluk.

Wanita dan lelaki adalah dua mahluk yang equal. Tanpa salah satunya, tiada pernah ada kehidupan di dunia ini. Bagi para lelaki yang mempermasalahkan penampilan wanita, berkacalah.

Kecuali jika engkau tidak masalah dengan bau badanmu, tai gigimu yang mengkilap, atau rambutmu yang berketombe, maka berhentilah melecehkan wanita yang berpenampilan seksi.

Pada akhirnya, Wanita memang menarik. Dan mereka memang ada. Jadi, berhentilah melecehkan mereka. Jika dirimu kemudian tergoda, dan ingusmu tidak pernah berhenti meronda, berhentilah menyalahkan mereka atas otakmu yang korslet.

Bagaimana pun juga, ingatlah... Bahwa Anda terlahir dari rahim seorang wanita.

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun