Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Wahai Timnas Indonesia, Mengapa Tidak Pakai Dukun Saja?

30 Desember 2021   12:51 Diperbarui: 31 Desember 2021   06:43 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Tidak Pakai Jasa Dukun untuk Memenangkan Timnas Indonesia? (indosport.com)

Asa menguap, emosi meluap. Timnas Indonesia kalah dari Thailand 4-0. Tentunya, leg kedua nanti membutuhkan keajaiban. Shin Tae Yong harus berjibaku agar Indonesia bisa menang dengan selisih 5 gol. Atau minimal 4 gol dalam durasi 2x45 menit.

"Tak Sanggup Lagi (diriku melihatnya)" - Rossa

Dibutuhkan keajaiban bukan hanya sekadar persiapan. Apapun yang menjadi kenyataan memang harus dipertimbangkan. Andaikan final diadakan di GBK, bisa saja Indonesia memiliki keuntungan. Supporter Indonesia adalah pemain ke-13 yang terkenal galak, dan juga tukang bikin ngakak.

Hitungan Numerologi ternyata meleset. Acek hanya memprediksi kemenangan dua gol maksimal oleh Thailand. Nyatanya 4-0. Artinya 50% unsur tambahan (mungkin) berasal dari sesuatu yang unpredictable.

Baca juga: Numerologi, Prediksi Hasil Pertandingan Indonesia vs Thailand AFF Cup

Bagaimana dengan leg kedua? Kompasianer Hadi Santoso dan Kris Banarto menyelutuk di kolom komentar. Diriku mengatakan, (sekali lagi).

"Tak Sanggup Lagi (diriku melihatnya)" - Rossa

Tidak mau membocorkan rahasia. Terbaik adalah hasil seri. Salah sedikit kebobolan lagi dua gol. Eh...

Kembali ke Numerologi. Tentu ada solusi, bagi orang yang tak mau patah hati.

Saya jadi ingat almarhum Arkand Bodhana. Dalam satu versi acara Kick Andy, ia mengakui turut terlibat dalam susunan pemain Timnas U-19 di zaman Indra Sjafri dulu.

Lihat Youtube (mulai dari menit 20:30).


Terlepas dari kontroversi yang muncul, pelatih Indra mengakui jika ia membutuhkan dukungan dari sebanyak mungkin pihak, agar timnas Garuda berprestasi. Termasuk ilmu angka Arkand Bodhana.

Lagipula, ini Indonesia, lawannya Thailand. Sama-sama di Asia Tenggara dan juga memiliki kultur yang mirip-mirip tak jelas.

Maksudnya itu, kisah mistis-nya. Bayangkan, keperkasaan timnas Indonesia melawan tim AFF pada pertandingan sebelumnya bagaikan hilang ditelan bumi. Faktor pelatih, kualitas pemain, tentu mendukung.

Tapi, di atas langit ada langit. Artinya, dukun Indonesia (mungkin) kalah dari dukun Thailand. Tidak percaya? Pernah dengar Leicester City, kampiun Liga Inggris pada tahun 2016. Mereka terbukti menggunakan cara-cara ghoib.

Baca juga: Terkuak! Rahasia Gaib Leicester City Jadi Kampiun Liga Inggris 2016

Memang sih, bagi rakyat Thailand yang mayoritas Buddhis, cara tersebut wajar saja. Tapi, bagi para bule, tentu menakjubkan.

Ah, mungkin Anda kira saya membanyol. Tapi, dengarkan kisah yang satu ini dulu.

Dilansir dari CNNIndonesia.com, ada sosok orang pintar, namanya Anwar (nama samaran). Ia adalah sosok yang disegani dalam turnamen sepak bola antar kampung (tarkam).

Sejak diwawancara pada 2019 lalu, ia telah menjadi "orang pintar" dalam lima tahun terakhir untuk Dennis FC. Hasilnya pun setara, Dennis FC berhasil meraih banyak titel bergengsi untuk ukuran tarkam.

Sekilas ia takada bedanya dengan penonton lainnya. Tapi, posisinya selalu berada di bangku belakang gawang Dennis FC. Sambil menghisap kretek dan menyeruput kopi, matanya tak pernah lepas dari pemain yang disasarnya.

Anwar tidak mau kelihatan menyolok. Ia tidak pernah mengenakan baju berwarna terang selama bertugas. Namun, seluruh official lapangan, kru tim lawan sudah mengenalnya.

Tidak ada yang salah. Karena bukan hanya Dennis FC saja. Konon dalam turnamen sepak bola tarkam, dukun adalah bagian dari kunci kemenangan tim. Pemain bisa beradu di lapangan, tapi banyak yang "tak kelihatan" juga adu kesaktian.

Masih dari CNNIndonesia.com, klenik dan jimat sudah merupakan hal yang umum di tarkam. Metodenya pun bermacam-macam. Dari air, kopi, kretek, lidi, garam, jagung, hingga boneka kecil.

Jadinya, turnamen tarkam menjadi hal yang paling sulit ditebak. Umum sudah para pemain bintang akan kalah dari tim yang kering-kerontang.

Dalam istilah tarkam adalah "menang dukun." Dan bagi tim yang dukunnya jago, disebut sebagai "tim jago air."

Hal lucu kerap terjadi. Seperti pemain yang tiba-tiba lemas, salah mengoper bola, atau anak kecil yang tiba-tiba mengencingi gawang sehingga kebobolan.

Mungkin gegara bukan liga professional, sehingga hal aneh sering terlihat. Tapi, campur tangan dukun sudah menjadi trademark di turnamen bola tarkam.

Lain tarkam, lain pula level professional

Dikutip dari Kompas.com, adalah PS Tira Persikabo yang sering disoroti menggunakan cara-cara gelap dalam setiap pertandingan. Bukan pengaturan skor, atau mafia. Melainkan menggunakan jasa paranormal.

Netizen menyoroti kehadiran sosok pria berblangkong hitam dan kerap berada di belakang gawang tim Persikabo. Hasilnya positif, 11 kali Persikabo tak terkalahkan pada saat Kompas.com mengutip beritanya.

Lelaki itu bernama Nandang Permana Sidik, ia adalah media officer tim. Sebelum bekerja untuk Persikabo, Nandang adalah jurnalis beberapa media. Ia sendiri menampik tuduhan netizen. Hanya gegara blankong, dukun pun jadi gelar.

Ini salah satu contoh dimana para pencinta sepak bola Indonesia akan selalu berada pada level "dukun-oriented."

Senada dengan hal ini, berita yang dikutip dari Indosport.com. mengungkapkan bahwa sejumlah klub professional masih terbukti menggunakan jasa perdukunan. Motifnya biasanya ada dua. 1) agar klubnya jadi jawara, atau 2) sebagai penglaris tiket pertandingan kandang.

Namun, lain tarkam, lain pula professional. Beberapa praktik dukun sering diklaim tidak efektif. Menurut beberapa sumber, ada beberapa kota di Indonesia yang memiliki tradisi perdukunan yang kuat. Berbanding terbalik, justru tim sepakbolanya tidak cemerlang.

Terlepas dari pro-kontra jasa perdukunan dalam pertandingan sepak bola. Ada juga bagusnya timnas Indonesia mempertimbangkannya.

Eits, jangan buru-buru menghakimi dulu. Yang saya maksud di sini bukan menggunakan jasa dukun. Tapi, ada hal yang lebih efektif, manjur, dan (mungkin) lebih rasional.

Satu. Mandi Bunga Tujuh Rupa

Melanjutkan tradisi raja-raja Nusantara, mandi bunga itu harum adanya. Siapa tahu saja pemain lawan akan terkesima dan termehek-mehek merindukan mantannya.

Dua. Jangan Berjabat Tangan dengan Tim Lawan.

Bukan karena takut dengan "titipan" dukun Thailand. Tapi, lagi Covid, mbook... Catatan: Jika ada pemain timnas yang terlanjur jabat tangan, usapkanlah telapak pada bagian kemaluan (sumber: anonymous)

Tiga. Bermalam di Makam Keramat.

Ini bukan untuk mencari wangsit ataupun dedemit. Ini bagian dari latihan mental. Bersiap-siap kalah itu biasa. Tapi, Netizen plus enam dua lebih seram daripada jin mana pun di seluruh dunia.

Empat. Masukkan kain putih ke dalam kaus kaki.

Ini sangat bermanfaat sebagai cadangan handuk, jika pemain berada jauh dari pinggir lapangan. Bisa menghemat tenaga untuk menghadapi tim lawan.

Lima. Masuk ke lapangan dari sisi kiri lapangan.

Itu karena pihak official Indonesia memang berada di sisi kiri lapangan.

Catatan dari kelimat wasiat ini adalah: kalimat ini sudah diperhalus untuk mengaburkan maksud sebenarnya.

Akhir kata, Acek tetap mengharapkan Timnas Indonesia bisa bangkit dengan minimal 5 gol. Hitungan Numerologi sudah dilakukan, pahit terasa. Tapi, jangan khwatir.

Acek sudah mengeluarkan jampi-jampi dan hasil pertandingannya adalah:

  • Babak 1: Indonesia mencetak 3 gol.
  • Babak 2: Indonesia mencetak 2 gol.
  • Babak Perpanjangan: Indonesia mencetak 2 gol.

Tidak percaya? Janganlah pernah meragukan rasa cintamu kepada bangsa ini dengan menyepelekan kemampuan Acek  Timnas. Kalau pun salah, minimal doa yang terbaik sudah bersama Tim Garuda Merah Putih.

Ewako PSM. Eh...

Referensi: 1 2 3 4

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun