Mungkin karena tuntutan hidup. Anak kecil tidak memiliki hal yang terlalu serius untuk mereka pahami. Sementara bagi orang dewasa, kehidupan sudah susah bikin otot wajah merenggang.
Namun, ada yang lebih serius. Dr.Madan Kataria mengatakan jika perbedaan ini berhubungan dengan logika.
"Anak anak yang belum memahami logika, bisa tertawa lugas," pungkas psikolog asal Mumbai tersebut.
Kurangnya tertawa bisa bikin hidup susah. Dr. Madan sangat meyakiniya. Ia adalah pendiri Laughter Club International yang sudah ada 70 cabang di beberapa negara.
Ia mempromosikan klinik penyembuhan penyakit melalui tertawa. Menurut lelaki yang bergelar pembawa kebahagiaan ini, lebih dari 70% penyakit disebabkan oleh stres.
Caranya pun unik. Meditasi Tertawa namanya. Pasien dipandu oleh seorang instruktur Yoga yang mereka sebut sebagai Yogic Laughter.
Langkah awal dimulai dengan menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembiskannya, "ho-ha, ho-ha." Selanjutnya peserta diminta untuk tertawa dalam hati. Lalu dilanjut dengan tertawa pelan-pelan, kemudian cekikikan, hingga terbahak-bahak.
Dr. Madan menyarankan setiap orang untuk tertawa 15 menit setiap pagi. Bisa menyegarkan pikiran. Bahkan jika perlu, tertawalah meskipun tidak ada sebabnya.
Tapi, Dr. Madan lupa. Orang dewasa yang terlalu sering terbahak-bahak bisa dianggap aneh. Seperti Joker. Senyumnya bengis, tertawanya sadis, bisa bikin Batman meringis.
Joker di dunia nyata adalah mereka yang mengalami gangguan jiwa. Tidak bisa berhenti ketawa, nama penyakitnya adalah efek pseudobulbar.
Penderita bisa saja tertawa (atau menangis) tanpa sebab, dan tidak pada tempatnya. Durasinya bisa beberapa detik hingga lebih panjang. Penyebabnya bisa karena cedera otak atau penyakit bawaan. Ada bagian dari otak yang kehilangan kontrol emosi.