Mengenai fotografi tidak usah dijelaskan lagi. Om Tonny anak baik-baik. Tulisannya tidak pernah menyerempet dan selalu menyertakan hasil jepretan yang ciamik berkualitas.
Pengalaman memotret Om Tonny penuh lika-liku. Pada saat melihat hasil jepretannya, siapa pun akan mengaguminya. Namun, mungkin banyak yang tidak mengetahui jika usaha yang diluangkan tidaklah sedikit.
Ruang dan waktu, faktor penentu keberhasilan pengambilan gambar. Ini adalah kesimpulan dari Acek yang awam jepret ini.
Yang dimaksud dengan waktu adalah momen penting dalam pengambilan gambar. Misalkan, saat matahari terbenam, pada saat objek foto sedang ramai dengan manusia, atau pada saat suasana sepi. Tergantung keinginan dari si pengambil gambar.
Sementara Ruang adalah keinginan pemotret untuk mengambil gambar (framing) dari sudut yang diinginkan. Apakah dari atas, bawah, atau sudut-sudut tertentu yang enak dilhat.
Mr. Competitive, itu adalah julukan yang diberikan oleh Tahir, sahabat yang kebetulan nimbrung bersama. "Karena Om Tonny punya kelebihan dibandingkan dengan fotografer lainnya," begitu ungkapnya.
Kompasianer ini selalu berhasil membawa foto yang bagus dari sudut mana saja. Meskipun, bagi sebagian pemotret, itu bukanlah sudut yang bagus.
Tidak bagi Om Tonny. Dia mampu mengambil momen penting berdasarkan intuisinya.
Bisa saja ini berhubungan dengan pengalamannya sebagai travel konsultan senior. Itu yang ada dalam pikiranku. Berkeliling ke tempat wisata telah ia lakukan selama hampir separuh usianya. Tentunya, ia tahu bagaimana cara yang tepat untuk mengambil gambar.
Ada benarnya juga, pengalaman Tonny dalam menemani para turis sangat mendukung, tapi tidak sepenuhnya karena itu.
Setelah berbincang cukup lama, barulah saya bisa mengambil kesimpulan. Ternyata sudut pengambilan gambar yang terbaik berasal dari sudut pandang pemikiran.