Ujung Pandang sendiri adalah nama sebuah kampung di dalam wilayah Kota Makassar. Jika nama ini adalah pilihan dari almarhum Daeng Patompo, maka harus diakui jika beliau memang adalah cendekiawan sejati.
Sebabnya Ujung Pandang juga adalah nama lain dari benteng pertahanan yang digunakan oleh Sultan Hasanuddin ketika berjuang melawan Belanda. Hanya ketika ia kalah, maka namanya diganti dengan Fort Rotterdam seperti yang kita kenal sekarang.
Jadi, dengan sendirinya nama Ujung Pandang itu juga mewakili semangat juang raja-raja Tallo, leluluhur orang Makassar melawan kolonialisme.
Kembalinya nama Makassar menggantikan Ujung Pandang disambut hangat oleh banyak pihak. Sebab, meskipun ia awalnya ditentang, tapi kita tidak bisa begitu saja mengabaikan sejarah.
Pada akhirnya, siapa pun yang lahir dan tinggal di kota Makassar adalah orang Makassar. Meskipun ia bersuku Bugis, Mandar, Jawa, Batak, Minang, atau China seperti saya.
Makassar is the best dan selalu menjadi yang terbaik. Lagipula kalimat, "Nabi Menampakkan Diri," tidakkah artinya cukup baik?
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H