Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Gunawan Santoso, Pembunuh Bos Asaba dan Jejak Kekejamannya

16 Oktober 2021   04:07 Diperbarui: 16 Oktober 2021   04:16 26050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Gunawan Santoso, Pembunuh Bos Asaba, dan Jejak Kelicikannya (liputan6.com)

Saat ditanya, Gunawan mengaku jika ia bernama Calvin Satya. Namun, polisi tidak mudah percaya begitu saja. Gunawan terkenal licik. Dirinya kemudian diringkus untuk pemeriksaan selanjutnya.

Di manakah Gunawan berada selama dalam pelariannya? Ternyata ia mondar-mandir untuk menghilangkan jejak. Singapura menjadi tempat yang paling sering ia berada. Jakarta hanya sesekali.

Gunawan pun akhirnya dijebloskan ke LP Nusa Kembangan dengan tingkat pengamanan maksimum.

Pada akhir tahun 2015 lalu, Kejaksaan Agung sedianya akan segera melakukan eksekusi mati kepada Gunawan Santosa. Namun pria licin bak belut ini mengajukan Peninjauan Kembali (PK).

Jadilah hingga kini, Gunawan masih menghirup udara di LP Nusa Kembangan yang (mungkin) akan menjadi tempat persinggahan terakhirnya. Entah kapan.

9 Maret 2004

Pada saat Alice, istri Gunawan memberi kesaksian, ia menyatakan;

"Saya tahu Gunawan adalah otak pembunuhan ayah saya. Itu karena saya tahu sifatnya yang mau mengorbankan apa saja untuk mencapai keinginannya,"

Tidak mudah bagi Alice untuk melihat kenyataan bahwa suaminyalah yang membunuh ayahnya. Ia harus kehilangan suami dan sekaligus menerima kenyataan bahwa ayahnya telah tiada.

Namun, apa yang dikatakan olehnya paling tidak mencerminkan kisah kejahatan Gunawan Santosa. Ia adalah seorang yang pantang menyerah dan mampu menghalalkan segala cara untuk ambisinya.

Referensi: 1 2 3 4 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun