Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lao Fu Zi, Komik Tionghoa Zaman Bapakmu

14 Oktober 2021   04:33 Diperbarui: 14 Oktober 2021   04:45 3460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lao Fu Zi, Komik Tionghoa di Zaman Bapakmu (channelnewsasia.com)

Tidak perlu memahami bahasa mandarin untuk membaca komik asal Hong Kong ini. Dengan melihat gambarnya saja, semua orang dibuat terbahak-bahak.

Lao Fu Zi namanya, artinya bujang lapuk. Namun, entah mengapa nama baratnya adalah Old Master Q. Wajahnya dibuat khas acek-acek Tionghoa zaman dulu. Wajah culun dan berkacamata tanggung. Baju ala Cina totok lengkap dengan topi bundar mirip peci. Tidak lupa pula sepatu sejuta umat, model Bruce Lee.

Selain tokoh utama, ada pula beberapa karakter pendukung lainnya. Da Fansu alias si Kepala Ubi. Ia digambarkan pendek gemuk, dengan kepala oval dan besar. Baju yang dikenakan persis sama dengan milik Lao Fu Zi, mengukuhkan perannya sebagai soulmate dari tokoh utama.

source: imgur.com
source: imgur.com

Ada pula Tuan Chin. Seorang lelaki rupawan, baik hati, tapi kalah cerdas dari Lao Fu Zi. Ada juga Tuan Chiu sebagai tokoh antagonis. Sifatnya licik dan kerap berseberangan dengan gang Lao Fu Zi. Tidak lupa pula pemanis si Nona Chan, gadis cantik yang jadi rebutan para tokoh pada komik.

Lao Fu Zi dengan mudah menarik popularitas. Ia tidak hanya terkenal di Hongkong, penggemarnya tersebar di seluruh penjuru dunia. Hingga kini sudah ada 15 film tentangnya yang pernah dibuat.

Serial Lao Fu Zi adalah komik strip bergaya humor slapstick. Ia lahir pada saat tepat, menggambarkan kehidupan sosial di Hong Kong pada tahun 1960an.

source: pinterest.com
source: pinterest.com

Isinya mewakili isi hati jutaan penggemarnya. Menertawakan kemiskinan, perbedaan kelas sosial, hingga idealisme yang terperangkap dalam budaya timur dan pengaruh barat. Sebuah penggambaran cerdas dari berbagai keadaan.

Lao Fu Zi bisa melakoni apa saja, tergantung dari alur cerita. Namun, penonton tidak pernah bingung, karena karakter kuat Lao Fu Zi terletak pada penggambarannya yang khas dan jenaka. Ia hampir tidak pernah berganti kostum.

Humor sederhana yang terkesan konyol. Kadang menjengkelkan, kadang mengharukan, tapi tidak ada yang membosankan.

Source: brandingasia.com
Source: brandingasia.com

Komik ini dibuat pertama kali pada tahun 1962 oleh seorang kartunis bernama Alfonso Wong. Ia diterbitkan pada beberapa surat kabar dan majalah-majalah Hongkong.

Wong lahir di Tianjin, China. Lulus kuliah pada tahun 1944 dari fakultas seni Fu Jen Catholic University. Pada tahun 1956, Wong hijrah ke Hong Kong dan lanjut ke Amerika Serikat pada tahun 1974.

Karirnya dimulai dengan menjadi kartunis bagi seroang Misionaris asal Prancis sebelum mulai terlibat dalam proyek Old Master Q ini.

Source: kakuchpurei.com
Source: kakuchpurei.com

Wong adalah seorang seniman jenius. Ia mampu mengambil gambar cerdas dalam setiap kisah. Alurnya mudah dibaca karena berasal dari pengalaman sehari-hari sang kartunis.

Ia bahkan menggunakan nama pena sesuai dengan nama anak pertamanya, Wong Chak. Bahkan tingkah laku anak-anaknya yang polos sering pula ia jadikan ilham.

Wong yang piawai menggambar dengan kedua tangannya ini mengatakan jika hidupnya sendiri adalah rangkaian komik. Tidak heran karyanya yang sederhana dan mudah dipahami membuat dirinya cepat terkenal.  

Source: straitstimes.com
Source: straitstimes.com

Lao Fu Zi dengan mudah mendapat tempat di hati rakyat Hongkong. Komik-komiknya ramai ditunggu. Dijual di mana-mana. Saking populernya, sehingga Lao Fu Zi pun menjadi ikon dari negeri daerah otonomi ini.

Menjelang tahun 1997, banyak penduduk negeri resah. Mereka khwatir jika harus kembali ke pangkuan RRC yang masih komunis. Komik Lao Fu Zi pun menjadi jembatan suara rakyat. Baik sebagai corong keresahan maupun opini optimisme dari warga Hong Kong.

Wong sangat produktif dan baru benar-benar pensiun di usianya yang ke-80. Setelah itu, anak tertuanya yang mengambil alih kehidupan Lao Fu Zi.  

Source: 9gag.com
Source: 9gag.com

Wong meninggal pada tahun 2017 di usianya yang ke 94. Wong meninggalkan 6 orang anak yang semuanya mewarisi bakat menggambarnya.

Hongkong Art Centre mengukuhkan karya Wong sebagai memori kolektif masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Kesederhaan kisah, humor praktis, dan karakter Lao Fu Zi mampu menjadi penghubung lintas generasi, geografis, hingga budaya.

Hingga kini hak cipta komik Lao Fu Zi ini dipegang oleh perusahaan yang Kelolala oleh anak tertuanya, Wong Chak di Taipei, Taiwan.

pinterest.com
pinterest.com

Sempat terjadi perdebatan. Ada yang menyebutkan jika Lao Fu Zi bukanlah karya asli Wong. Kabarnya karakter ini adalah karya Peng Di pada tahun 1930an. Juga sudah pernah diterbitkan di Tianjin dan Beijing.

Namun, tetap saja Lao Fu Zi adalah Lao Fu Zi. Ia hidup sedari saya masih kecil dan akan hidup selamanya di benak setiap masyrakat Tionghoa di seluruh dunia. Selamanya.

Alfonso Wong (channelnewsasia.com)
Alfonso Wong (channelnewsasia.com)

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun