Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Madam Ten Percent," Benarkah Semua Tudingan kepada Ibu Tien di Era Soeharto?

24 September 2021   15:30 Diperbarui: 24 September 2021   15:31 2362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: nobodycorpfound.wordpress.com

Beberapa hari kemudian, media massa pun mengabarkan berita pengangkatan Rudini sebagai Kasad. Pada acara makan malam berikutnya, Ibu Tien lantas bersungut-sungut.

"Bapak itu tidak mau dengar saran ibu," ujar ibu Tien kepada Prabowo yang juga disambut oleh senyuman khas dari Soeharto.

Kisah ini sedikit banyak memangkas rumor tentang pengaruh besar Ibu Tien terhadap keputusan Presiden.

**

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) mungkin menjadi objek paling kontroversial yang melibatkan Ibu Tien. Pada 30 Januari 1971, untuk pertama kalinya Ibu Tien memaparkan rencananya di depan umum.

Dalam momen penutupan rapat kerja kepala daerah tersebut, Ibu Tien melobi istri-istri gubernur se-Indonesia. Tujuannya untuk meminta dukungan mewujudkan TMII.

Ibu Tien mengajak para istri Kepala Daerah untuk "melobi" suaminya untuk berperan dalam pembangunan proyek prestisius tersebut.

Proyek TMII mendapat tentangan keras dari berbagai kalangan. Dianggap sebagai proyek ambisius dari Ibu Tien. Namun, Soeharto tidak bergeming. Menurutnya TMII telah digiring menjadi isu politik untuk menggoyang pemerintahannya.

Soeharto memberikan pernyataan tersebut pada saat ia meresmikan Rumah Sakit Pusat Pertamina, pada 6 Januari 1972 silam. Di sanalah Soeharto membuka isu istilah Madam Ten Percent yang dituding kepada istrinya.

**

Namun, ada pula pengaruh Ibu Tien terhadap beberapa keputusan Soeharto. Itu terjadi pada tahun 1950. Ketika itu, Soeharto yang masih berpangkat Letkol dikirim bertugas ke Sulawesi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun