Plot terakhir pun disusun. Tuan Yee berencana membawa Chia-chi ke sebuah toko perhiasan. Di luar toko, kelima kawannya sudah siap dengan senjata untuk membunuh Tuan Yee.
Namun, semuanya gagal. Ketika mereka masih berada di dalam toko perhiasan, Chia-chi membocorkan rahasia pembunuhan kepada Tuan Yee. Syahdan, ia berhasil melarikan diri.
Chia-chi telah jatuh cinta pada sang algojo.
Kelompok Yu-min berhasil dibekuk. Dan dengan penuh pergolakan batin, Tuan Yee pun menanda tangani surat hukuman mati. Wanita yang dicintainya harus dikorbankan demi tujuan yang lebih besar.
Ternyata memang benar, cinta seorang wanita bisa mengubah sejarah. Chia-chi rela mengkhianati kawan-kawan seperjuangannya dan juga mengorbankan nyawa demi lelaki yang ia cintai.
Banyak Adegan Dewasa
Salah satu faktor yang membuat film ini menjadi buah bibir adalah adegan panas yang disajikan. Tony Leung tampil maksimal, dengan berperan sebagai pria yang dingin, tapi ganas di tempat tidur. Ia mampu menyajikan aksi adegan sadomasochist di atas ranjang. Gaya khas seorang lelaki berkuasa dan kejam.
Sementara Tang Wei yang merupakan pendatang baru, juga tidak kalah garang. Ia mampu memukau penonton dengan menjadi gadis lugu, polos, dan sekaligus liar dalam bercinta.
Meskipun demikian, alur cerita yang menegangkan membuat adegan seks dalam film tidak kelihatan murahan. Totalitas pemain membuat suasana di ranjang serasa nyata, tapi elegan.
Libido penonton diulik panas-dingin. Serasa melihat langsung adegan mesra nan liar. Adrenalin penonton dibawa naik-turun, layaknya mengendarai roller coaster.