Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Cara Menyetubuhi "Engkong" Melalui Tulisan

7 September 2021   09:49 Diperbarui: 7 September 2021   10:10 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Engkong Felix membayangkan Acek tidak bisa tidur nyenyak memikirkan balasan untuk tulisan Don Bekicotnya yang terprovokasi persetubuhan. Aih, Engkong salah besar!

Pagi ini Acek bangun dengan wajah segar. Bibir tersenyum lebar, sambil mengelus-ngelus kumis yang tertutup daleman. Ahh, Engkong berhasil terjebak dalam anarki persetubuhan tulisan.

Sebenarnya Engkong tidak memaknai Kamasutra dengan lebih bijak. Para punggawa peradaban kuno selalu mengatakan, "seks adalah kemurnian."

Persetubuhan adalah kebutuhan dasar manusia. Ia berfungsi sebagai proses reproduksi. Betapa mulianya! Tapi, dasarnya manusia. Seks selalu dihubungkan dengan ngenceng dan ngeres.

Patung David karya Yunani kuno menggambarkan tubuh pahlawan harus polos adanya. Anulakinya bebas terpampang, tapi tidak ngenceng. Tujuannya agar penikmat seni tahu bahwa sesuatu yang polos seharusnya tidak ngeres.

Sebaliknya, patung penjahat kerap dipahat dengan ukuran kelamin yang gebyer. Kemurnian hilang pada dirinya. Engkong-engkong pun siap diembat.

Artinya, para filsuf selalu menggambarkan pertarungan moral sesungguhnya adalah di antara mereka yang bisa menahan diri melawan para monster ereksi.  

Sekarang Acek bingung, kubu manakah yang akan dibela oleh Don Quixote? Jelas bukanlah kubu kemaksiatan, tapi jika kubu pahlawan yang dibela, maka mungkin saja ia tak mampu ereksi.

Tapi biarlah demikian. Biarkanlah Engkong menyanyikan lagu "I did it my way" di dalam kamar mandi, sendiri. Terus sendiri, hingga tuntas, Ah! Sementara Acek masih mengelus-ngelus kumis yang tertutup daleman.

Iya benar, Acek getol memprovokasi persetubuhan literasi. Itu karena Acek belum sampai di puncaknya. Engkong betul!

Tapi, kalau dibilang Acek ngenceng sambil menulis, itu salah besar. Tersebab Acek tidak sedang menulis naskah film biyu yang sering ditonton Engkong sewaktu masih unyu.

Sejujurnya Acek sedang mempromosikan filsafat patung David. Acek penasaran, tentang konflik kemurnian dan kemaksiatan pikiran. Apakah kata "persetubuhan" bisa membuat seseorang gelap, atau kembali menjadi suci?

Dari komentar saja sudah kelihatan. Siapa yang berterima kasih dan siapa yang terprovokasi.

Beberapa pembaca akhirnya sadar diri. Beberapa lagi justru kalap, seperti Prof. AlPeb. Ia mengaku, setiap kata ia telusuri dengan penuh nafsu. Aih, Acek ikut-ikutan terangsang.

Engkong juga benar, Acek adalah murid Daeng Khrisna (KP). Engkong juga benar, bukanlah Daeng KP yang memperkenalkan Vatsyayana kepada Acek. Ingat, siapa pakar Kamasutra di sini.

Tapi, Engkong salah jika Acek disebut sebagai "murid gelap" Daeng KP. Itu karena Acek tidak pernah bersetubuh dengan Daeng KP. Suerrr!

Korban kemaksiatan pikiran Engkong juga mengarah ke Pak Tjip. Masyallah!!! Ingat, beliau adalah panutan di Kompasiana.

Acek yang sudah rabun dekat menangkap sebuah kalimat. Pak Tjip ditulis sebagai "Hidung Belang." Sekali lagi, Masyallah!!!

Padahal kita tidak pernah tahu, sampai yang bersangkutan mengaku sendiri. (mungkin saja benar).

Engkong juga benar ketika ia mengatakan jika tulisan Acek dibuat cantik-molek dan ganteng-sekel. Memuaskan hasrat pengen digauli. Apakah itu salah? Apakah itu amoral? Tanyakanlah kepada rumput yang bergoyang.

Kalaupun tulisan Acek digemari oleh si belang dan si girang, itu juga bukan urusan kemaksiatan. Itu adalah urusan dasar kebutuhan. Menulis itu penting, bisa menciptakan generasi yang hebat. Demikian pula persetubuhan.

Kalau pun kosakata yang "nganu-nganu," itu juga masalah pikiran. Mau tahu contohnya? Perhatikan kalimat di bawah ini;

"Bersetubuh adalah proses untuk mencari keturunan."

Apakah salah? Tidak, sobat. Tak satu pun kata nganu yang termaktub di dalamnya. Yang salah itu, jika;

"Engkong sudah tidak bisa mampu kuat lagi bersetubuh, faktor usia menjadi penyebabnya."

Ini jelas salah, karena sudah menggunakan kata "bisa", maka "mampu" dan "kuat" tidak perlu digunakan lagi. Kecuali sengaja dibuat untuk penekanan, seperti pada contoh. Itu benar!

Aih, tapi Acek baru sadar jika tulisan ini menghubungkan Don Quixote dengan persetubuhan. Jelas, tidak akan pernah ketemu. Tersebab Don Quixote lebih senang adrenalin daripada libido.

Tulisan ini lebih cocok dengan karakter Don Juan. Alias, apa pun bisa jadi bahan literasi persetubuhan. Termasuk nganu, nganu, nganu, dan nganu!

Aih, maafkanlah Acek, Engkong! Acek janji akan mengelus kumis dengan lebih halus lagi, Acek janji!

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun