Kisah keteledanan dari seorang nenek ini terjadi pada saat resesi ekonomi melanda Indonesia tahun 1988 lalu. Resesi ekonomi yang dipicu krisis ekonomi global menyebabkan krisis multidimensi, termasuk di kota Makassar.
Stop pres! Revisi;
Tahun 1988, resesi ekonomi melanda Indonesia. Krisis multidimensi menerpa seluruh lini. Tak terkecuali bagi seorang nenek. Ialah kisah inspirasi dari tulisan ini.
**
Ini bukan teknik menulis yang sesuai dengan kaidah SPOK. Daeng Khrisna mungkin misuh-misuh membacanya. Tapi, inilah gaya menulisku.
Revisi yang aku buat atas permintaan seorang kawan Kompasianer yang hendak mengikuti sebuah event lomba menulis. Entah mengapa ia meminta bantuanku. Mungkin karena senang membaca tulisanku.
Sejujurnya teknik ini saya adopsi dari gaya penulisan Dahlan Iskan. Saya tidak tahu namanya, pokoknya mengalir begitu saja.
Di Kompasiana juga ada, yakni Mba Muthiah Alhasany. Menurutnya gaya penulisan ini adalah gaya jurnalis. Singkat dan padat. Entahlah.
Gaya penulisan panjang seperti punya Daeng Khrisna memang indah. Mengikuti kaidah SPOK. Namun, saya menghindarinya karena "grammar" saya lemah. Saya belum menjadi pembaca yang rakus seperti dirinya.
Membuat tulisan yang singkat dan jelas adalah salah satu syaratnya. Tulisan yang terlalu panjang akan mudah membuyarkan konsentrasi pembaca.