Akibat nila setitik, rusak susu sebelanga. Itulah yang dirasakan oleh Issei Segawa. Lelaki kaya, pintar, romantis, tapi dengan tubuh yang lemah dan berwajah buruk.
**
Sang pencinta puisi ini tahu tentang kisah Beauty and The Beast. Tapi, dalam versinya sendiri.
Jelas ia adalah sang Beast. Ia butuh seorang Beauty yang sanggup mendampinginya hingga mati.
Mati di sini bukanlah akhir dari sumpah setia. Tapi, benar-benar mati disantap!
Sewaktu Issei masih berusia 23 tahun, keinginannya untuk memakan daging manusia tak bisa lagi ditahan. Ia tertangkap ketika menyusup ke dalam apartemen seorang gadis bule yang cantik.
Tanpa persiapan apa-apa, Issei seperti terhipnotis ingin mencicipi tubuh sang gadis. Tapi, aksinya ketahuan. Sang gadis bangun dan melawan. Issei pun ditangkap atas tuduhan usaha pemerkosaan.
Dengan cepat ayahnya menutup kasus tersebut dengan membayar denda dan uang damai kepada pihak korban. Namun, banyak yang tidak tahu jika keinginan Issei "mencicipi" tubuh sang gadis adalah dengan mengambil secuil daging pantatnya untuk dimakan.
**
Issei yang pintar kemudian melanjutkan sekolahnya ke Jerman. Di sana Issei merdeka, tapi ia belum merasa benar-benar bebas hingga berhasil mencicipi daging manusia.
Perilakunya aneh, Issei sering menyewa PSK di Jerman. Bukan hanya untuk cinta semalam, tetapi juga untuk hasratnya mencicipi daging manusia. Pistol telah ia siapkan, tapi hatinya selalu gundah setiap kali ingin meletupkan senjatanya.