Sunder melaporkan setiap hasil kencannya di medsosnya. Isinya tidak hanya mengenai apa yang diperbincangkan, tapi juga mengandung banyak pesan moral tentang kehidupan para wanita di India.
"Dengan demikian, Anda akan memahami dengan jelas, apa masalah mereka," pungkas Sunder dalam wawancaranya dengan bbc.
Hanya dalam waktu 10 menit setelah Sunder mengumumkan proyeknya pada 31 Desember 2014, Seorang teman sesama artisnya telah menawarkan diri sebagai kencan pertamanya.
Selusin kencan pertamanya adalah dengan orang terkenal. Sunder pun memanfaatkan momen tersebut.
Tak luput ia juga menggalang acara pengumpulan dana. Baik dari dirinya sendiri, teman kencannya atau sumber lain.
Uang yang berhasil ia kumpulkan kemudian ia sumbangkan ke sebuah badan amal yang menangani kasus ketimpangan gender di India.
Setelah proyeknya semakin populer, dan media-media India telah meliputinya, semakin banyak wanita yang ingin mengajaknya kencan. Mulai dari makan malam romantis, hanya sekedar berjalan-jalan, atau untuk mencoba masakan mereka.Â
Dengan cepat Sunder mendapat predikat si Raja Kencan. Tapi, aksi amalnya ini juga mengalami banyak hambatan. Dari sisi budaya dan juga oleh kawan-kawan dekatnya.
Ada yang menuduhnya sebagai tukang pamer. Ada pula yang menghujatnya sebagai Play Boy. Cacian tak henti-hentinya melayang.
Pun dengan kaum konservatif. Mereka masih memegang teguh nilai tradisi. Kencan tidak seharusnya dengan banyak orang. Pernikahan seharusnya diatur. Pun harus selevel dan seiman.
Harus diakui, daftar gadis Sunder memang bervariasi. Bukan hanya orang India, tetapi juga dari mancanegara. Termasuk dalam perjalanan luar negeri Sunder.