Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Belajar dari Sunder Ramu, Mencintai Tidak Harus Meniduri

19 Agustus 2021   05:22 Diperbarui: 19 Agustus 2021   05:29 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar dari Sunder Ramu, Mencintai Tidak Harus Meniduri (archive.gulte.com)

Apa yang engkau maksudkan dengan cinta? Jika hanyak seks itu terlalu dangkal. Ada momen yang lebih penting, berbagi tanpa harus menelurkan birahi. Kendati syahwat juga genting, tapi itu bukanlah hal yang paling penting.

Mungkin Anda berpikir jika ide ini sudah kuno. Hanya milik dari para lelaki dengan budaya patriarki. Pada akhirnya karena cinta harus berbagi, Poligami pun jadi solusi.

Mungkin Anda mengira jika ide ini sudah kebablasan. Sebagaimana kasus Mary Crumpton penganut paham Poliamori. Ia memiliki suami, tunangan, dan dua pacar lainnya. Semuanya ia jalani pada waktu yang sama.

Baca juga: Kenapa Saya Harus Membatasi Cinta Saya, Kisah Kaum Poliamori

Mungkin Anda merasa jika ide ini sudah kelewatan. Sebagaimana cerita Nayanika dan Segara. Membuka peluang bercinta dengan siapa saja. Sesuatu hal yang dianggap wajar melalui fenomena Open Marriage.

Baca juga: Open Marriage, Sebuah Kisah Erotis Kelam dari Kelas Khrisna Pabichara

Tapi, anda salah...

Belajarlah dari Sunder Ramu. Ia adalah aktor India, penari profesional, dan juga fotografer. Pada awal tahun 2015 lalu ia memulai proyek gilanya. Mengencani 365 wanita dalam saat yang hampir bersamaan.

Hingga tulisan ini dibuat, Sunder masih membutuhkan 30. Ia baru berhasil mengencani 335 wanita.

Sunder sudah bercerai. Ia tidak mengikat janji suci dengan wanita mana pun. Hal itu tentu membuat dirinya bebas berkeliaran mencari madu. Sesekali seks menjadi bumbu. Bagaimana pun juga ia adalah seorang lelaki biasa.

Ia telah berhasil "memadu kasih" dengan artis terkenal, model, aktivis, guru yoga, dan juga politisi. Beberapa di antara mereka bahkan sudah bersuami.

Ini belum termasuk wanita pemulung sampah, biarawati berusia 90 tahun, dan juga neneknya sendiri yang telah berusia 105 tahun. Tapi, bukannya dikutuk, Sunder justru menerima banyak pujian dari publik.

Tersebab teman kencan bagi Sunder, tidak harus berakhir berbalut birahi. Namun, romantisme benar-benar ada. Kencan berdua tentu adalah momen spesial untuk memadu kasih.

"Apa yang saya lakukan adalah untuk mengangkat kesadaran tentang hak-hak para wanita," ujar aktor yang memiliki ribuan fans ini.

Sunder mengaku prihatin dengan kondisi India yang sangat tidak adil terhadap kaum wanita. Baginya, diskriminasi gender adalah sesuatu yang tidak pantas.

Sayangnya apa yang kelihatan di India sama sekali berbeda. Bukan hanya diskriminasi gender, tapi juga ras dan kasta.

Baca juga: India, Covid, Kasta, Dalit, dan Karma, Gawat!

Titik baliknya adalah ketika seorang gadis dari kaum Dalit yang diperkosa beramai-ramai di Delhi. Mahasiswi berusia 23 tahun tersebut berakhir mengenaskan. Ia tewas setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit.

Sunder merasa sangat terganggu. Kendati itu bukanlah hal yang ia lakukan, tetapi sebagai warga India ia merasa malu. Bagi Sunder, ini bukan hanya sekedar PR politik atau urusan aktivis semata. Ia harus berbuat sesuatu!

Untuk itulah, proyek berkencan dengan 365 wanita dimulai.

Sunder juga memiliki prinsip. Ia ingin memperbaiki stigma yang terjadi dari sebuah hubungan. Tidak semata urusan syahwat, tidak selalu harus bercinta.

Sunder melaporkan setiap hasil kencannya di medsosnya. Isinya tidak hanya mengenai apa yang diperbincangkan, tapi juga mengandung banyak pesan moral tentang kehidupan para wanita di India.

"Dengan demikian, Anda akan memahami dengan jelas, apa masalah mereka," pungkas Sunder dalam wawancaranya dengan bbc.

Hanya dalam waktu 10 menit setelah Sunder mengumumkan proyeknya pada 31 Desember 2014, Seorang teman sesama artisnya telah menawarkan diri sebagai kencan pertamanya.

Selusin kencan pertamanya adalah dengan orang terkenal. Sunder pun memanfaatkan momen tersebut.

Tak luput ia juga menggalang acara pengumpulan dana. Baik dari dirinya sendiri, teman kencannya atau sumber lain.

Uang yang berhasil ia kumpulkan kemudian ia sumbangkan ke sebuah badan amal yang menangani kasus ketimpangan gender di India.

Setelah proyeknya semakin populer, dan media-media India telah meliputinya, semakin banyak wanita yang ingin mengajaknya kencan. Mulai dari makan malam romantis, hanya sekedar berjalan-jalan, atau untuk mencoba masakan mereka. 

Dengan cepat Sunder mendapat predikat si Raja Kencan. Tapi, aksi amalnya ini juga mengalami banyak hambatan. Dari sisi budaya dan juga oleh kawan-kawan dekatnya.

Ada yang menuduhnya sebagai tukang pamer. Ada pula yang menghujatnya sebagai Play Boy. Cacian tak henti-hentinya melayang.

Pun dengan kaum konservatif. Mereka masih memegang teguh nilai tradisi. Kencan tidak seharusnya dengan banyak orang. Pernikahan seharusnya diatur. Pun harus selevel dan seiman.

Harus diakui, daftar gadis Sunder memang bervariasi. Bukan hanya orang India, tetapi juga dari mancanegara. Termasuk dalam perjalanan luar negeri Sunder.

Aktor India ini menggambarkan setiap momen kencannya sebagai sesuatu yang istimewa. Tersebab selalu ada pesan moral tentang persamaan hak gender yang bisa ia bagikan.

Momen paling romantis adalah pada saat ia "mengencani" neneknya sendiri. Sunder baru tahu jika neneknya memiliki impian untuk mengendarai mobil Mercedez Bens.

tribunnews.com
tribunnews.com

Untuk itulah, Sunder kemudian membeli mobil kesayangan neneknya itu dan mengajaknya berkeliling kota.

Dalam kencannya, Sunder juga baru tahu jika sang nenek tidak pernah keluar dari rumah, kecuali di saat pemilu untuk memberikan hak suaranya. Kehidupan tersebut telah ia jalani semenjak kematian kakeknya 22 tahun silam.

Sunder mengajak neneknya bersembahyang ke kuil setempat, dan pergi ke tempat romantis berduaan hanya untuk menyaksikan matahari terbenam.

Sunder tidak lupa memberikan neneknya kacamata hitam. Sepasang dengan miliknya agar mereka kelihatan serasi. Sunder dapat melihat, momen singkat tersebut telah mampu memberikan neneknya kebahagiaan yang tiada terkira.

"Dia adalah nenek saya sendiri. Namun, begitu banyak hal yang tidak saya ketahui tentangnya. Jika bukan karena proyek ini, mungkin saya tidak pernah akan tahu," ucap Sunder.

Suster Lorenzo, seorang biarawati Irlandia yang bertugas di Chennai, India. Usianya 90 tahun. Ia mengaku jika kencannya dengan Sunder adalah yang pertama.

Kisah romantis telah dilalui bersama sang biarawati. Tapi, yang terpenting adalah pesan penting tentang betapa mulianya kehidupan seorang biarawati.

bbc.com
bbc.com

Hingga kini, proyek Sunder masih berjalan. Ia tidak akan berhenti hingga angka 365. Atau mungkin tidak akan pernah berhenti.

Sunder ketagihan. Ia ditraktir oleh para wanita. Ia dipuja oleh banyak perempuan. Dan ia telah berhasil membuat mereka tergila-gila.

Namun, kencan hanyalah kencan. Ia tidak akan melabuhkan cintanya hanya pada sebuah hati saja. Baginya, semua wanita patut dicintai. Siapa pun mereka, pantas mendapatkan cinta dan kasih sayang.

Sunder mengharapkan kencannya dengan banyak wanita dapat mengubah mata India dan dunia.

Sunder adalah seorang lelaki bejat. Tidak setia pada cinta, dan bisa saja ia telah melukai ratusan hati wanita yang ia kencani.

Tapi, paling tidak ia bukanlah manusia munafik. Atas nama kesetiaan, hanya satu yang bisa terpilih. Tapi, atas nama kebebasan, siapa pun bisa disakiti.

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun