Tapi, di Kompasiana sendiri sudah banyak yang berinisiatif. Salah satu yang paling kelihatan adalah Kompasianer Gui. Coba lihat. Bentar Gui, bentar Guido, bentar lagi (mungkin)... Entahlah!
Penyebabnya? Mungkin saja si Gui punya unek-unek dengan Mimin. Yang jelas ganti nama bisa membuat seolah-olah banyak yang protes. Padahal dia doang. Lainnya gak ikutan.
Tapi, sebenarnya ganti nama itu ada efeknya juga lho. Pertama dikira penulis baru. Penasaranlah para Kompasianer. Begitu dibuka... Eh, Oji lagi, Oji lagi.
Apalagi jika gambar profilnya juga diganti. Nah, terkait nama profil, saran Acek sih, bukalah daftar penerima K-Rewards terbanyak. Curilah foto profilnya. Pasangkan di akunmu beserta nama yang mirip dengannya.
Reno Chaniago mungkin kedengaran bagus. Peace!!!
Lah, bukankah itu pembodohan? Acek jawab; kan, nama pena bisa apa saja!
Sebagai informasi, nama Tjiptadinata Effendy juga bukan betulan. Nama lahir beliau adalah Ka Yak Liong (naga). Kalau tidak salah ya!
Isu sudah beredar dari gang sapi. Konon sudah ada beberapa penulis di K yang ingin ganti nama. Bak reshuffle kabinet, berikut daftarnya beserta gambar profilnya (GP):
Ari Budiyanti;Â menjadi Ari Tomat. GP; Tomat
Fery W; menjadi EfWe TheCook. Terkait tulisan resepnya yang satu-satunya tidak dicabut label. GP; Chef Juna
Mas Han; menjadi Indiana Jones. GP; Tengkorak, biar seram!
Patter;Â menjadi NRK (alias Nyai Roro Kidul). GP: Hotel Berhantu.
Siti Nazarotin;Â menjadi Mba Naz yang Bukan Mas (terkait kesalahpahaman yang sering terjadi). GP; Foto beliau 20 tahun lalu.
Pebrianov;Â menjadi Admin 2222. GP; Foto Kang Nurul.
Tante Vaksin; menjadi CEO Konahe. GP; One Piece
Zaldy Chan; menjadi Orang Hilang. GP; Auu, Gelap. (Btw, adakah yang tahu dimana ia berada sekarang?)
Ozy Alandika; Hmmm... Lupakan ajahh.
**
Lantas, apa gunanya ganti nama?
Pertama, Menyegarkan mata pembaca.
Konon pembaca sudah bosan baca tulisan Rudy Gunawan. Itu lagi, anulaki!