Jika berkesempatan menilik google, maka Anda akan menemukan ragam konflik pada katakunci:Â cinta segitiga.
Seorang kalap membacok demi cinta segitiga. Seorang nekat gantung diri gegara cinta segitiga. Seorang rela jadi jomlo karena cinta segitiga. Coba, kurang sadis apa lagi tuh.
Cinta segitiga juga berkonotasi dengan perselingkuhan. Coba lihat tulisan Kners yang sudah beredar. Tip dan cara berselingkuh pun berseliweran. Semua akibat dari topil ini.
Tapi, sudahlah. Itu kan hak Admin. Saya tidak ingin membuat Prof. Pebri sahabatku kacau lagi.
Yang pasti cinta segitiga memang salah satu sumber masalah di K. Pramillenial sudah merasakan pahit-pahitnya dighosting, Millenial Plus masih rebut-ributnya dikampretin.
Daripada pusing, lebih baik belajarlah seperti Acek. Menulis ala palugada saja. Lihatlah apa yang sedang tren, apa yang sedang viral, apa yang sedang ditopilkan.
Abaikan kualitas tulisan sesama Kompasianer. Yang tidak bagus bagimu belum tentu jelek bagi orang lain. Daripada menahan idealisme, menulislah untuk bersenang-senang.
Anime bisa puluhan ribu, olahraga juga tidak kalah adu. Politik dihambat, resep dan puisi masih bisa meningkat.
**
Spoiler tambahan:
Jauh di curup, dalam dinginnya malam. Seorang pria sedang dirudung sepi. Setelah membaca risakan Engkong, ia termenung dalam-dalam. Sedih memikirkan tujuan literasinya.
Antara Kompasiana yang masih suka dikeroyok dan status jomlonya yang masih ngorok. (baca: belum laku-laku). Ia terjebak antara hentai dan stensilan.